Amerika Masih Ogah-ogahan Bereskan Masalah Israel-Palestina, Buktinya Terpampang Nyata
Seorang analis senior di lembaga think tank Palestina Al Shabaka, Yara Hawari, mengatakan, ekspektasi Palestina untuk kunjungan Blinken rendah sejak awal. Menurutnya, Blinken telah menyampaikan pesan usang yang memanjakan Israel.
"Ini kunjungan buku teks. AS bukan perantara yang jujur dalam situasi ini, jadi saya tidak mengerti bagaimana hal itu bisa membawa apa pun ke meja yang benar-benar akan membawa kita menuju pencapaian hak-hak fundamental Palestina," kata Hawari.
Sementara itu, mantan duta besar Israel untuk Washington, Michael Oren, mengatakan, penyebab kegagalan perdamaian terletak pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas, yang dipandang lemah, korup, dan semakin otoriter setelah hampir 20 tahun menjabat.
"Saya pikir pemerintahan ini memahami bahwa tidak ada orang yang benar-benar dapat diajak bekerja sama di pihak Palestina. Mereka memiliki masalah lain untuk ditangani," ujarnya.
Kurangnya kepercayaan menjadi salah satu dari banyak alasan pengulangan kegagalan AS untuk mendamaikan Israel Palestina, sejak perjanjian interim Oslo yang bersejarah 30 tahun lalu.
Selama beberapa dekade, pemerintahan Clinton, Bush, Obama, dan Trump telah mencoba rencana perdamaian Timur Tengah untuk menghentikan pecahnya kekerasan. Namun sejauh ini belum ada yang berhasil.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden saat ini fokus untuk menangani perang Rusia Ukraina, dan persaingan dengan China di Indo Pasifik. Pemerintahan Biden tampaknya memiliki sedikit keinginan untuk mengarungi misi perdamaian antara Israel Palestina, yang pasti akan gagal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement