Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nah, Strategi Hidup dan Mati Rakyat Taiwan Diungkap: Sipil dan Seluruh Elemen Masyarakat Angkat Senjata

Nah, Strategi Hidup dan Mati Rakyat Taiwan Diungkap: Sipil dan Seluruh Elemen Masyarakat Angkat Senjata Kredit Foto: Reuters/Ann Wang
Warta Ekonomi, Taipei -

Utusan Taiwan untuk Amerika Serikat mengatakan bahwa Taipei telah belajar pelajaran penting dari perang Ukraina yang akan membantu mencegah setiap serangan oleh China atau mempertahankan diri jika diserang.

Duta besar de-facto Taiwan di Washington, Bi-khim Hsiao, mengatakan ada penekanan baru dalam mempersiapkan cadangan militer dan warga sipil untuk jenis pertarungan seluruh masyarakat yang dilancarkan Ukraina melawan Rusia.

Baca Juga: Tetiba Radar Bilang Bahaya! Taiwan Buru-buru Siapkan Jet Tempur, Angkatan Laut, dan Rudal

“Semua yang kami lakukan sekarang adalah untuk mencegah rasa sakit dan penderitaan tragedi Ukraina terulang dalam skenario kami di Taiwan,” kata Hsiao dalam wawancara kepada Associated Press.

“Jadi pada akhirnya, kami berusaha untuk mencegah penggunaan kekuatan militer. Tetapi dalam skenario terburuk, kami memahami bahwa kami harus lebih siap,” terangnya.

Taiwan telah menanggapi ancaman China dengan memesan lebih banyak persenjataan defensif dari AS, memanfaatkan demokrasi dan ekonomi teknologi tinggi untuk memperkuat hubungan luar negeri dan merevitalisasi industri senjata dalam negerinya.

Wajib militer untuk pria diperpanjang dari empat bulan menjadi satu tahun, dan survei opini publik menunjukkan tingkat dukungan yang tinggi untuk peningkatan pengeluaran pertahanan untuk melawan ancaman China.

Serangkaian kunjungan dalam beberapa bulan terakhir oleh politisi asing ke Taiwan, termasuk oleh Ketua DPR AS saat itu Nancy Pelosi dan banyak politisi dari Uni Eropa, memicu pertunjukan kekuatan militer dari kedua belah pihak.

Menanggapi kunjungan Pelosi pada Agustus, China menggelar latihan perang di sekitar pulau itu dan menembakkan rudal ke Samudera Pasifik.

China telah berulang kali mengancam pembalasan terhadap negara-negara yang mencari hubungan lebih dekat dengan Taiwan, tetapi upaya intimidasinya telah memicu reaksi sentimen populer di Eropa, Jepang, AS, dan negara-negara lain.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: