Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ternyata Bukan Hanya Soal Gizi, Menteri PPPA Ungkap Risiko Terbesar Anak Alami Stunting

Ternyata Bukan Hanya Soal Gizi, Menteri PPPA Ungkap Risiko Terbesar Anak Alami Stunting Kredit Foto: Kementerian PPPA
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengungkapkan, meski faktor penyebab utama gangguan pertumbuhan ini disebabkan kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, ia meyakini faktor sosial dan budaya seperti kurangnya kesiapan dalam berkeluarga dapat memperbesar risiko anak mengalami stunting.

"Stunting juga memiliki hubungan yang erat dengan isu ketidaksetaraan gender. Ada situasi yang meningkatkan risiko ini seperti perkawinan anak, akses perempuan terhadap pendidikan yang masih rendah, kemiskinan pada perempuan, kesehatan ibu hamil, dan isu kekerasan terhadap perempuan. Ini pentingnya kesiapan berkeluarga baik laki-laki maupun perempuan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (2/2/2023).

Baca Juga: Jadi Solusi Pengentasan Stunting, Wapres Ma'ruf Amin Dukung Program Cadangan Pangan

Oleh karena itu, Menteri PPPA menegaskan bahwa intervensi penurunan angka stunting tidak boleh dilakukan hanya dari sektor kesehatan. Orang tua yang siap dalam membangun keluarga akan berpengaruh dalam kesiapan memiliki anak dan pengasuhan. Menteri PPPA menambahkan, pengasuhan anak yang berkualitas juga merupakan kunci utama untuk mencegah stunting.

"Pengasuhan yang berkualitas dilakukan secara setara antara ayah dan ibu. Orang tua harus sama-sama bertanggung jawab, berakal dan berpengetahuan dalam mengasuh dan mendidik anak terutama dalam memperhatikan kecukupan gizi dan kesehatan anak dan keluarga," tegasnya.

Melihat faktor penyebab stunting yang kompleks, Menteri PPPA mengajak seluruh elemen masyarakat bergerak bersama melawan stunting melalui sosialisasi dan praktik upaya-upaya untuk mencegah terjadinya stunting.

"Penting kita sadari bahwa menyelesaikan isu stunting tidak akan dapat dilakukan jika kita bekerja secara sendiri-sendiri, apalagi hanya menitikberatkan intervensi pada sektor kesehatan saja. Seluruh sektor pembangunan harus bekerja bersama, termasuk juga dalam menyelesaikan isu-isu ketidaksetaraan gender dan isu perempuan dan anak yang saling berkaitan," ucap Menteri PPPA.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, mengatakan bahwa pemerintah berupaya mengentaskan stunting dengan mencari titik-titik utama dan rawan penyebab stunting pada anak sehingga dapat memberikan intervensi dan prioritas penanganan yang tepat. Menurut Menkes, ibu sebagai pilar utama sehingga edukasi yang tepat dan pemantauan terhadap status gizi ibu diawal kehamilan sangat penting untuk mencegah stunting.

"Kita melihat yang menyebabkan angka stunting paling tinggi adalah pada masa-masa ibu hamil. Saat ibunya hamil jangan sampai kekurangan gizi dan kekurangan zat besi, dan pada saat bayinya sudah berusia 6 sampai 24 bulan memberikan makanan pendamping ASI. Ibu-ibu inilah yang sangat menentukan apakah gizi anaknya cukup agar tidak stunting," jelas Budi Sadikin.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: