Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jakpro Buka-bukaan Formula E Untung Rp 5 Miliar tapi Punya Utang Rp 90 Miliar, Ada Netizen Nyletuk 'Masih Mending Untung Daripada Buntung'

Jakpro Buka-bukaan Formula E Untung Rp 5 Miliar tapi Punya Utang Rp 90 Miliar, Ada Netizen Nyletuk 'Masih Mending Untung Daripada Buntung' Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah lika-liku pengusutan kasus dugaan korupsi Formula E oleh KPK, PT Jakarta Propertindo (JakPro) buka-bukaan terkait untung rugi pelaksanaan mobil balap listrik itu. Berdasarkan hasil audit independen yang dilakukan, penyelenggaraan Formula E Jakarta untung Rp 5 miliar. Namun, sampai saat ini, pihaknya masih ngutang Rp 90 miliar.

VP Corporate Secretary JakPro Syachrial Syarif mengatakan, hasil audit gelaran Formula E telah rampung pekan kedua Januari 2023. Proses auditnya dilakukan lembaga independen Kantor Akuntan Publik (KAP) Jojo Sunarjo. Hal ini mengoreksi pernyataan Dirut Jakpro sebelumnya, Widi Amanasto, yang menyebut audit Formula E dilakukan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Untuk hasilnya, Syachrial mengungkapkan, ada perbedaan dengan laporan keuangan sementara yang dihimpun pada 30 September 2022. Saat itu, keuntungan yang tercatat tembus Rp 6 miliar. Namun, setelah diaudit KAP, hanya untung Rp 5,29 miliar.

Hasil audit keuangan Formula E juga telah diserahkan kepada Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) serta Inspektorat DKI Jakarta. Ia menegaskan, hasil audit tersebut menyatakan, wajar. "Itu wajar. Hasil auditnya itu wajar," ungkapnya, di Gedung DPRD DKI Jakarta, kemarin.

Untuk utang, itu merupakan sisa commitment fee yang mencapai Rp 90 miliar yang harus dibayarkan ke pihak Formula E. Saat ini, commitment fee itu masih dalam proses pembayaran. "Proses pembayaran, dibayarnya dalam proses, iya masih proses," kata Syachrial.

Dia memastikan, sisa pembayaran itu tidak akan menggunakan APBD DKI Jakarta. Utang sebesar Rp 90 miliar itu akan dibayarkan menggunakan uang perusahaan. "Kita kan sudah komit b to b (business to business) semuanya. Kita selesaikan secara b to b," tegas Syachrial.

Dirut JakPro sebelumnya, Widi Amanasto mengatakan, hasil renegosiasi dengan Formula E Operations (FEO) menyatakan, Jakpro memiliki kewajiban membayar commitment fee 12 juta poundsterling per tahun. Artinya, total commitment fee untuk 3 musim yang harus dilunasi sebesar 36 juta poundsterling.

Sementara, Pemprov DKI baru membayar 31 juta poundsterling atau sebesar Rp 560 miliar. Dengan demikian, Jakpro masih harus membayar sisa kewajiban sebesar 5 juta poundsterling atau sekitar Rp 90,7 miliar.

"Itu yang sudah dibayarkan jadi tiga tahun. Kan per tahunnya 12 juta poundsterling. Dinego, dari 20 (juta poundsterling) sekian, jadi 12 (juta poundsterling)," tutur Widi.

Di dunia maya, kabar ini langsung menjadi bahan diskusi warganet. Ada yang bersyukur penyelenggaraan Formula E untung, ada juga yang mengkritik karena modal yang dikeluarkan begitu besar.

Akun @pejuangkri77 salah satu yang bersyukur dengan hasil ini. “Untung bro," tulisnya. "Hanya Rp 5 miliar. Tapi masih mending sih selama untung," sahut @tettra15.

Sedangkan @SONTA80509418 mengkritik. Menurutnya, untuk Rp 5 miliar tidak sebanding dengan modal besar yang dikeluarkan. "Cuma Rp 5 miliar dengan modal hampir Rp 1 triliun. Coba modalin ke UMKM, pasti hasilnya lebih gede," kritiknya.

Ada juga warganet yang menyoroti janji tidak menggunakan APBD untuk membayar commitment fee. "Hahaha. Sekarang aja bilangnya nggak pakai APBD. Lha dulu yang awal pakai apa? Ini jejak digital yang bersangkutan bilang pinjam Rp 180 miliar sebagai bridging karena dana APBD belum cair saat itu. 2 bulan APBD cair pinjamannya dikembalikan. Artinya, dibayar pakai APBD kan!" kritik @p4pikRiS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: