Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terungkap, Strategi PLN Hadapi Ancaman Krisis Global

Terungkap, Strategi PLN Hadapi Ancaman Krisis Global Kredit Foto: PLN
Warta Ekonomi, Jakarta -

Melihat krisis energi yang terjadi di berbagai negara, PT PLN (Persero) telah melakukan langkah-langkah strategis. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa salah satunya dengan penguatan pasokan energi primer untuk pembangkit listrik untuk menjamin keandalan suplai listrik ke pelanggan.

PLN telah mengantisipasinya dengan three line of defence energi primer untuk pembangkit listrik, yakni menggunakan batu bara, gas, dan BBM. PLN juga memperkuat sistem kelistrikan nasional demi menghadapi krisis energi global.

Baca Juga: Over Supply Listrik Jadi Beban, Dukungan Pemerintah Jokowi untuk PLN Sangat Dinantikan: Harus Ada Kebijakan...

"Kondisi kelistrikan nasional Indonesia dalam kondisi yang sangat aman. Setiap pilar sistem kelistrikan kita sangat kokoh. Demi memastikan pasokan listrik terjaga, kami pastikan kecukupan energi primer seluruh pembangkit di Indonesia lebih dari cukup," kata Darmawan dalam keterangan resminya, Jumat (10/2/2023).

Ketangguhan pasokan energi primer tersebut diperoleh dari hasil perjuangan PLN dan Pemerintah dalam melakukan enforcement tata kelola energi primer setelah kejadian krisis batu bara pada akhir tahun 2021.

PLN juga telah melakukan penataan ulang kontrak menjadi jangka panjang dan kokoh. Selain itu, langkah pengawasan dilakukan tidak hanya melalui fisik di lapangan, tetapi juga dengan integrasi sistem monitoring digital.

"Kami integrasikan sistem digital PLN dengan sistem digital Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara sehingga dapat dilakukan corrective action secara cepat, tepat, dan terukur," ungkapnya.

Selain itu, PLN mengubah paradigma sistem pengendalian pasokan batu bara dari yang awalnya fokus pada titik bongkar Estimated Time of Arrival (ETA) menjadi berfokus pada titik muat atau loading. Mekanisme early warning system juga dibangun sehingga risiko keterlambatan pengiriman pasokan batu bara dapat diminimalisasi.

"Dengan sistem seperti ini, jika ada potensi kegagalan pasokan karena ketersediaan batu bara maupun armada angkutannya, akan dapat dideteksi lebih dini. Bahkan, setiap pergerakan pasokan energi primer dapat termonitor secara digital," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: