Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pendiri KedaiKOPI: Utang Anies Sudah Kelar, Bukan Lunas atau Diikhlaskan

Pendiri KedaiKOPI: Utang Anies Sudah Kelar, Bukan Lunas atau Diikhlaskan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Baru-baru ini, pendiri Lembaga Survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI), Hendri Satrio, mendapatkan telepon dari Anies Baswedan. Melalui panggilan tersebut, Anies menjelaskan bahwa utang Rp50 miliarnya kepada Sandiaga Uno sudah selesai, bukan sudah lunas atau diikhlaskan. 

“Di perjanjian itu tertulis, kalau kalah, Anies harus mengem­balikan semua biaya pada saat pemilihan gubernur. Tapi bila menang, selesai,” ungkap Hensat dalam konfe­rensi persnya di Cikini, Jakarta Pusat, belum lama ini.

Diakui, memang ada perjan­jian tertulis yang menjelaskan kesepakatan ini. Di situ tegas menyebut Anies Baswedan ber­hasil memenangkan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017, maka pihak Anies pun beranggapan perihal pinja­man Rp 50 miliar tersebut telah usai.

Baca Juga: Loyalis Anies Siap Cari Dana untuk Lunasi Utangnya Jika Syarat Ini Dipenuhi

“Istilahnya, pokoknya beres, nggak usah dibalikin. Ini budaya baru dalam kontestasi pilkada,” kata Hensat.

Karena menang dan tak wajib mengembalikan, Hensat bilang, kepala daerah bisa fokus bekerja melayani rakyat. Karena tidak pusing bayar utang saat berkontestasi.

Dengan penjelasan ini, isu per­janjian utang sudah clear. Hensat pun membantah, Anies tidak berkomitmen kepada pihak yang membantunya. Justru isu ini malah menunjukkan Anies menjalankan komitmen sesuai perjanjian.

Baca Juga: Soal Utang Anies kepada Sandiaga, Denny Siregar: Relakan Aja daripada Jadi Kanker

“Bisa jadi untuk mengganggu atau mencitrakan Anies nggak komit. Tapi malah membuat citra Anies lebih baik. Jadi Anies nggak merasa terganggu, makanya yang disuruh bicara Hensat,” ungkapnya.

Serupa, Ketua Timses Anies Baswedan, Sudirman Said, mengakui ada perjanjian utang-piutang antara Anies dan Sandiaga di Pilkada DKI 2017. Namun, utang Anies sudah kelar.

“Saat Pilkada DKI, Anies memang tidak punya uang. Kemudian ada per­janjian utang piutang. Tapi dalam perjanjiannya dikatakan, kalau pilkadanya menang, utang piu­tangnya selesai. Jadi itu dianggap bukan sebagai utang,” tegasnya.

Baca Juga: Ramai Soal Utang kepada Sandiaga, Helmi Felis: Anies Difitnah Habis-Habisan, Wong Sudah Lunas!

Diketahui, sebelumnya utang-piutang antara Sandiaga dan Anies ini mulanya diungkap Erwin Aksa di Channel YouTube Akbar Faizal. Erwin mengizinkan pernyataan­nya dalam video untuk dikutip.

Erwin, yang kala itu menjadi pendukung Anies-Sandi di Pilgub DKI 2017, menceritakan, uang tersebut dibutuhkan untuk memenangi kursi DKI-1. Surat perjanjian utang-piutang ini disusun Rikrik Rizkiyana, pengacara Sandiaga saat itu.

“Itu memang waktu putaran pertama. Logistik juga susah. Jadi, ya, yang punya logistik kan Sandi. Intinya, kalau tidak salah itu perjanjian utang-piutang. Nilainya berapa, ya, Rp 50 miliar barang­kali. Saya kira belum lunas barang­kali, ya,” tuturnya.

Baca Juga: Heboh Soal Utang Rp50 Miliar Anies ke Sandi, Rocky Gerung: Coba Tanya Prabowo

Sandiaga pun ogah memper­panjang utang-piutang dengan Anies. Dia mengaku ingin menatap masa depan.

“Ya, setelah saya salat istikharah, setelah menimbang, berkonsultasi dengan keluarga, saya tidak ingin melanjutkan pem­bicaraan mengenai ini. Lebih baik nanti para pihak yang mengetahui untuk bisa menyampaikan, tapi dari saya cukup sekian dan saya ingin fokus menatap masa depan,” ungkap Sandiaga usai acara Satu Abad NU.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Advertisement

Bagikan Artikel: