Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penguatan Pasar Domestik dan Hilirisasi Kunci Indonesia Bertahan dari Ketidakpastian Global

Penguatan Pasar Domestik dan Hilirisasi Kunci Indonesia Bertahan dari Ketidakpastian Global Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menilai penguatan pasar domestik dan hilirisasi industri menjadi kunci utama agar Indonesia dapat bertahan dari hantaman ketidakpastian global dan ancaman resesi. IMF sendiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2022 akan mencapai 3,4% dan tumbuh melambat menjadi 2,9% pada 2023. Kemudian meningkat menjadi 3,1% pada 2024

Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kita perlu melakukan langkah-langkah antisipasi dan terdapat beberapa sektor yang perlu diperkuat dan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi di 2023 salah satunya adalah sektor manufaktur. Selain itu, dalam jangka pendek, Ia melihat penguatan pasar domestik termasuk kemudahan produksi di dalam negeri menjadi kunci pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini. Baca Juga: Airlangga Klaim Pemerintah Berhasil Tangani Pandemi Covid-19 Lewat Berbagai Kebijakan Strategis

"Jadi pemerintah perlu menjaga keterjangkauan harga bagi masyarakat dengan menjaga inflasi, ketersediaan pasokan, distribusi yang lancar, dan komunikasi yang efektif. untuk menjaga daya beli, pemerintah terus mendorong program perlindungan sosial yang dijalankan Kementerian/ Lembaga (K/L)," ujar Airlangga saat menyampaikan pidato kuncinya dalam Webinar Warta Ekonomi bertajuk "Economic & Business Outlook 2023: Synergy and Collaboration for the Industry Recovery Phase" di Jakarta, baru-baru ini.

Sementara untuk jangka menengah, pemerintah mendorong transformasi, peningkatan investasi, mendorong produktivitas SDM, dan implementasi UU Cipta Kerja yang diharapkan bisa menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

Untuk itu, pemerintah terus mendorong hilirisasi industri serta mengurangi ekspor bahan mentah meskipun terdapat beberapa tantangan seperti digugatnya program hilirisasi nikel oleh WTO.

"Pemerintah fokus pada beberapa komoditas hilirisasi industri seperti industri berbasis agro, mineral dan SDA, dan pemerintah juga sedang dorong industri berbasis mineral dan baja. Kemudian bauksit dijadwalkan akan terus ditingkatkan dan ditargetkan ekspor yang slama ini Rp21 triliun diharapkan bisa naik jadi Rp63 triliun. Pemerintah jg terus mendorong hilirisasi timah yang dibutuhkan dalam pengembangan Electric Vehicle (EV) dan magnetic. dan hilirisasi nikel tidak berhenti sampai di sini," tegasnya.

Mengamini Airlangga, menurut Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid menilai, meski ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh 5,3% di tahun ini namun ancaman resesi global perlu diwaspadai. Pasalnya resesi global berpotensi menurunkan permintaan ekspor karena menurunnya permintaan global dan risiko kenaikan harga bahan baku impor.

"Hal ini tentu menjadi tantangan terutama bagi industri yang berorientasi ekspor. Dan disini penguatan pasar domestik menjadi penting, menjadi kunci keberlangsungan usaha di tengah ketidakpastian global," katanya.

Oleh sebab itu, penguatan rantai nilai domestik atau domestic value chain menjadi peluang yang harus bisa dioptimalkan Indonesia. "Kadin juga melihat ada dua kunci utama agar Indonesia bisa resilience dalam menghadapi gejolak ekonomi 2023. Pertama, penguatan UMKM dan kedua, hilirisasi," tambahnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: