Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Setelah Panas-Dingin Pada Pekan Lalu, IHSG Diyakini Bakal Berbalik Arah

Setelah Panas-Dingin Pada Pekan Lalu, IHSG Diyakini Bakal Berbalik Arah Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini diyakini akan berbalik arah menguat berkat sejumlah sentimen penopangnya yakni neraca perdagangan, BI Rate dan inflasi AS. Hal ini terjadi setelah IHSG mengalami penurunan sebesar -0,5% pada minggu lalu dengan penurunan terdalam di sektor teknologi sebesar -7,6%. 

"IHSG panas-dingin pada minggu lalu tertekan sektor teknologi dan properti atau real estate. Teknologi yang melemah ini terimbas bursa global yang sektor teknologinya juga melemah. Sektor properti dan real estate ada profit taking karena beberapa minggu lalu sempat menguat," kata Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Rifqi Satria Dinandra, dalam keterangannya di Jakarta pada Senin (13/2/2023).

Baca Juga: IHSG Terbang Makin Tinggi ke Level 6.903,86 pada Jeda Sesi Pertama

Ia menjelaskan secara umum saham-saham minggu lalu tertopang rilis PDB Indonesia dan cadangan devisa. Pada kuartal IV 2022, PDB Indonesia tumbuh +5,01% yoy dengan pertumbuhan tertinggi sektor transportasi dan pergudangan, akomodasi dan makanan-minuman yang didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat dan kunjungan wisatawan mancanegara.

"Secara tahunan PDB Indonesia tumbuh 5,31% yang tertopang pengeluaran dan konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,93% yoy dan menjadi sumber pertumbuhan terbesar 2,61%. Sementara itu, industri pengolahan juga tumbuh 4,89% yoy sehingga menjadi sumber pertumbuhan terbesar berdasarkan lapangan usahanya," tegasnya.

Selanjutnya sentimen positif pekan lalu yakni cadangan devisa Januari sebesar US$139,4 miliar yang naik dari sebelumnya di Desember US$137,2 miliar. Peningkatan ini disebabkan oleh penerbitan global bonds pemerintah serta penerimaan pajak dan jasa. Cadangan devisa setara dengan 6,1 bulan impor.

Optimisme Rifqi untuk penguatan market minggu ini karena sentimen neraca pendagangan dan BI Rate dan inflasi AS. Ia menjelaskan pada Desember lalu neraca perdagangan tercatat surplus US$3,89 miliar dan pada Januari konsensus memperkirakan akan kembali surplus US$3,26 miliar. Sementara itu, BI rate yang pada Januari lalu sudah dinaikkan sebesar 25 bps menjadi 5,75%, pada pertemuan Februari ini konsensus memperkirakan BI akan menahan tingkat suku bunganya.

Baca Juga: Bursa Kedatangan 6 Perusahaan Tercatat Baru Sepekan Ini, Ada yang Terkapar Tak Berdaya dan Ada yang Terbang Tinggi

Terkait sentimen positif inflasi AS yang akan diumumkan pada 14 Februari waktu AS, sejauh ini konsensus pasar terkait inflasi akan turun lagi ke 6,2% dari sebelumnya 6,5%.

"Inflasi AS menjadi salah satu data yang dinanti investor untuk memperkirakan arah kebijakan The Fed," tegasnya.

Nah, terdongkrak optimisme potensi penguatan IHSG minggu ini, ia pun merekomendasikan buy untuk trading hingga 17 Februari 2023 mendatang pada saham-saham sektor berikut ini: Finance: BBRI (Support: 4.780, Resistance: 4.980), BBCA (Support: 8.650, Resistance: 9.050), BMRI (Support: 10.150, Resistance: 10.650), BBNI (Support: 9.400, Resistance: 9.800). Cyclic: RALS (Support: 680, Resistance: 720). Basic: SMGR (Support: 7.500, Resistance: 8.125), INTP (Support: 11.225, Resistance: 12.000) dan MDKA (Support: 4.600, Resistance: 4.860).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: