Tahun 2022 merupakan titik balik geliat pascapandemi dengan dinamika industri keuangan yang menantang. Menjawab momentum tersebut, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) sukses menutup tahun buku 2022 dengan catatan impresif. Hingga akhir tahun lalu, BFI Finance berhasil membukukan aset Rp22 triliun yang artinya tumbuh melesat 40,3% year-on-year (yoy). Sementara dari sisi pembiayaan, Perusahaan menyalurkan total pembiayaan baru (booking) tertinggi sepanjang sejarah Perusahaan, yakni Rp20 triliun atau naik 52,7% yoy.
Capaian positif ini tak lepas dari mobilisasi masyarakat yang kembali aktif, daya konsumsi yang mulai menggeliat, serta kondusifnya perekonomian nasional sepanjang tahun lalu yang ditunjang oleh ekspor yang gencar dibarengi derasnya aliran investasi ke berbagai sektor usaha. Industri pembiayaan nasional ikut terkerek dengan tren pertumbuhan dan kualitas yang baik sepanjang tahun berjalan. Walaupun terjadi peningkatan inflasi akibat ancaman resesi di tengah ketidakpastian pasar keuangan global dan berimbas pada kenaikan suku bunga acuan (BI Rate) sebanyak empat kali selama tahun 2022, dari 3,5% menjadi 5,5%, tetapi secara keseluruhan dampaknya dapat dikendalikan.
Piutang pembiayaan yang dikelola tercatat Rp20,5 triliun atau tumbuh 40,7% yoy dengan portofolio pembiayaan roda empat sebesar 67,3%, alat berat dan mesin 13,0%, roda dua 11,9%, pembiayaan agunan sertifikat rumah dan ruko (property-backed financing) 4,2%, serta syariah sebesar 3,6%.
“BFI Finance berhasil meminimalisir dampak pandemi dan mengembalikan pertumbuhan bisnis sepanjang tahun 2022 ke level yang lebih tinggi dari posisi prapandemi serta diatas rata- rata industri. Berbagai keputusan strategis dan pemutakhiran proses bisnis sepanjang pandemi kemarin telah memberikan hasil yang baik di tahun 2022. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan yang sehat juga tingkat risiko yang terkendali, dimana nilai pencadangan, kualitas aset, dan seluruh rasio penting keuangan yang menunjukkan kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Kami berterima kasih atas dukungan dan kepercayaan semua pihak sehingga kami mampu membukukan kinerja yang solid,” ujar Sudjono, Finance Director BFI Finance.
Di awal pandemi Covid-19, BFI Finance telah menyalurkan relaksasi kredit kepada lebih dari sepertiga konsumen yang berhak. Sejalan dengan normalisasi kegiatan ekonomi masyarakat, restrukturisasi kredit juga terus menurun secara masif di tahun 2022 dengan konsumen tersisa tinggal 1,6% dan kontrak restrukturisasi yang masih aktif hanya tersisa 0,4% dari nilai total piutang pembiayaan.
Dari kombinasi total pendapatan yang meningkat 30,6% dan biaya operasional yang terkendali, BFI Finance berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 59,7% yoy senilai Rp1,8 triliun dengan Return on Assets (RoA) dan Return on Equity (RoE) yang masing-masing berada di posisi 12,2% dan 21,9%. BFI Finance secara konsisten mencatatkan RoA dan RoE diatas rata-rata industri tahun 2022, yakni RoA sebesar 5,7% dan RoE sebesar 14,4% (Data Otoritas Jasa Keuangan/OJK per Desember 2022).
Rasio pembiayaan bermasalah (non-performing financing/NPF) juga sukses ditekan di angka bruto 1,00% atau turun 25 bps yoy dengan NPF coverage berada pada angka 4,1 kali. Persentase NPF ini lebih rendah dari rata-rata industri yang dilaporkan mencapai 2,32% per Desember 2022.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement