Hujan yang terus melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam sepekan terakhir telah menimbulkan tanah longsor yang terjadi di Jalan Trans Pulau Timor Ruas Jalan Oeapa-Batas Kota Soe KM 72+200 dari arah Kota Kupang di Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, pada Jumat (17/2/2023) kira-kira pukul 19.00 WITA. Setelah dilakukan pembersihan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), jalan Trans Pulau Timor NTT sudah dibuka kembali pada Selasa (21/2/2023), pagi tadi.
Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Teknologi, Industri dan Lingkungan sekaligus Juru Bicara (Jubir) Kementerian PUPR, Endra S. Atmawidjaja, mengatakan, ruas jalan itu merupakan jalur Trans Pulau Timor yang menghubungkan Kota Kupang dengan empat kabupaten, yakni Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, dan Negara Timor Leste.
Baca Juga: Mensos Risma Bujuk Warga Korban Banjir dan Longsor di Manado agar Bersedia Direlokasi
"Area longsoran keseluruhan adalah 250 m dengan ketinggian di atas 6 m. Tindakan yang dilaksanakan sejak Sabtu lalu adalah diturunkan 4 excavator dari Kupang dan 2 excavator untuk pembersihan dari arah Kabupaten Timor Tengah Selatan serta ditambah 2 dozer dari arah Kupang," kata Endra dalam keterangannya, Selasa (21/2/2023).
Endra mengungkapkan, saat ini jalan sudah dapat dilalui oleh kendaraan roda 2 dan roda 4. Selain itu, pembersihan longsoran juga tetap dilanjutkan sambil berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait, yaitu pemerintah daerah, kepolisian, dan TNI untuk melakukan pengawalan terkait lahan pembuangan material longsoran dan penyiapan trase alternatif lain jika terjadi longsoran susulan.
Baca Juga: Garap Indonesia Timur, J Trust Bank Resmikan Kantor Cabang di Kupang NTT
Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah II, Thomas Setiabudi Aden, menyampaikan bahwa pembukaan jalur ini masih bersifat darurat. Pembersihan material tanah, batu, dan kayu-kayu juga masih terus dilakukan.
“Pembersihan material longsor hingga tuntas diperkirakan membutuhkan waktu satu hingga dua minggu,” katanya.
Dari laporan yang diterima serta pantauan lokasi longsor, Thomas memperkirakan pekerjaan perbaikan permanen titik longsor ini bisa memakan waktu satu bulan. Waktu tersebut di luar rencana maksimal pembersihan material longsor selama dua minggu. Ia pun meminta masyarakat untuk berhati-hati dan mengikuti pengaturan lalu lintas yang diterapkan di kawasan longsor.
Selama pekerjaan di titik longsor dilakukan, secara simultan BPJN NTT mempersiapkan rute alternatif untuk dilewati pengguna jalan. Kepala BPJN NTT, Agustinus Junianto, mengatakan jalan alternatif tersebut akan memiliki panjang 580 meter dan menyusuri Sungai Noelmina di Kelurahan Takari.
Baca Juga: Kementerian PUPR Lanjutkan Pembangunan Jalan Perbatasan Tahun 2023
“Titik masuk dan keluarnya tidak jauh dari lokasi longsor. Kami akan pasang penunjuk arah agar menjadi panduan masyarakat,” katanya.
Penanganan ruas ini sangat penting karena merupakan akses utama bagi pergerakan masyarakat, barang, dan jasa dari Kota Kupang menuju beberapa kabupaten di Pulau Timor, yaitu Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, dan Malaka.
Longsor ini sempat menyebabkan kemacetan panjang di kedua arah. Tidak hanya itu, arus logistik ikut terhambat karena jalur ini juga dilewati angkutan barang yang cukup padat.
Baca Juga: Kolaborasi dengan Kemensos, Kementerian PUPR Selesaikan Pembangunan Rusun Pangudi Luhur Bekasi
“Ada truk tronton yang kena longsor. Masyarakat sempat turun dari kendaraan dan berjalan kaki melewati hutan,” katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Yohanna Valerie Immanuella
Tag Terkait:
Advertisement