Setiap Rumah di China Disokong Energi Bersih: Energi Angin dan Matahari
Kredit Foto: Reuters/Thomas Peter
Pembangkit listrik tenaga angin dan matahari China melonjak tahun lalu dan sekarang hampir sama dengan permintaan listrik rumah tangga, kata Administrasi Energi Nasional (NEA) mengumumkan pada Senin (21/2/2023).
Namun, porsi konsumsi perumahan hanya sebagian kecil dari keseluruhan konsumsi, yang berarti bahwa negara Asia tersebut masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil.
Baca Juga: Utusan China Akan Bertemu Presiden Jokowi, Memperingati 10 Tahun Kemitraan
Pada tahun 2022, produksi energi angin dan matahari melonjak 21% menjadi 1.190 terawatt-jam (TWh) listrik, menurut NEA, dikutip RT.
Terlepas dari lonjakan instalasi dan pembangkit tenaga angin dan surya China, hanya 17% penggunaan listrik di negara itu yang diklasifikasikan sebagai perumahan pada tahun 2020, sementara industri menyumbang sekitar 60% dari semua permintaan listrik, menurut Badan Energi Internasional.
Beijing meningkatkan peluncuran kapasitas tenaga surya dan angin sejalan dengan rencana ambisiusnya untuk memproduksi 33% listriknya dari sumber terbarukan pada tahun 2025 untuk mengurangi emisi karbon. Setidaknya 30 provinsi China telah meluncurkan lebih banyak program instalasi terbarukan.
Pada bulan Desember, China meluncurkan proyek energi bersih besar-besaran senilai lebih dari $11 miliar di gurun terbesar ketujuh di provinsi Mongolia Dalam.
Pangkalan tenaga surya dan angin dengan kapasitas terpasang keseluruhan 16 juta kW akan menjadi fasilitas pembangkit listrik terbarukan terbesar di dunia dari jenisnya di daerah gurun, menurut perusahaan yang bertanggung jawab atas konstruksinya.
Namun, beberapa ekonom memperingatkan bahwa tahun ini, ekonomi Tiongkok akan tumbuh lebih cepat setelah pembatasan Covid dicabut, yang berarti bahwa meskipun kapasitas angin dan matahari meningkat, negara tersebut masih membutuhkan lebih banyak pembangkit energi berbahan bakar fosil untuk menjaga pertumbuhan ekonominya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement