Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Partai Konservatif Korea Selatan Usul Senjata Nuklir: Penting Kalau Kita Punya Sendiri

Partai Konservatif Korea Selatan Usul Senjata Nuklir: Penting Kalau Kita Punya Sendiri Kredit Foto: Reuters/Yonhap
Warta Ekonomi, Moskow -

Pemimpin Partai Konservatif Kekuatan Rakyat yang berkuasa di Korea Selatan telah menyarankan agar negara itu “mempertimbangkan dengan serius” pengembangan senjata nuklir jika strategi yang ada untuk mengurangi ancaman Pyongyang tetap tidak efektif.

Ketegangan di semenanjung Korea telah berkobar sejak Korea Utara melanjutkan uji coba rudal balistiknya untuk pertama kalinya sejak 1 Januari. Hal ini menyusul rekor jumlah peluncuran rudal pada tahun 2022.

Baca Juga: Dicap Musuh Korea Selatan, Rezim Kim Jong Un Malah Gandakan Unjuk Kekuatannya

“Kita perlu mempertimbangkan secara serius untuk mengembangkan kemampuan nuklir kita sendiri jika tanggapan seperti itu tidak mencukupi,” kata Chung Jin Suk pada Senin (21/2/2023), menurut kantor berita Korsel Yonhap, mengacu pada apa yang disebut sistem serangan pertama 'Kill Chain' di negara itu. 

Protokol militer 'Kill Chain' dirancang sebagai pencegah ancaman nuklir Korut, dan melibatkan serangan pendahuluan terhadap silo rudal nuklir dan kepemimpinan senior Pyongyang jika peluncuran nuklir yang akan segera terdeteksi. Sistem ini dimulai satu dekade lalu, tetapi mendapat dorongan baru di bawah Presiden Yoon Suk-yeol, yang menjabat Mei lalu.

Yoon juga menyatakan bahwa negaranya dapat mencari pencegah nuklirnya sendiri --pertama kali di era pasca-Perang Dingin seorang pemimpin Korsel telah menyarankan rencana semacam itu. Dia kemudian mengklarifikasi bahwa itu bukan kebijakan aktif pemerintahannya.

Amerika Serikat dipahami menentang Korsel mengejar senjata atom, khawatir hal itu dapat menyebabkan perlombaan senjata di semenanjung, yang semakin mengobarkan ketegangan antara Seoul dan Pyongyang.

Pemimpin Korut Kim Jong-un mengatakan pada akhir Desember bahwa dia berencana untuk "meningkatkan secara eksponensial" persenjataan nuklir Pyongyang. Negara, yang secara teknis berperang dengan Korsel setelah gencatan senjata yang ditandatangani pada tahun 1953, baru-baru ini mengeluarkan keberatan keras terhadap rencana latihan militer, yang akan berlangsung antara Seoul dan Washington dalam beberapa minggu mendatang.

Ini sebelumnya menyebut latihan seperti "gladi resik" untuk invasi skala penuh.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: