Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dulunya Diragukan, Siapa Sangka Produktivitas Kelapa Sawit Justru Unggulan!

Dulunya Diragukan, Siapa Sangka Produktivitas Kelapa Sawit Justru Unggulan! Foto udara kendaraan melintas di areal perkebunan sawit milik salah satu perusahaan di Pangkalan Banteng, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (7/11/2022). Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat luas areal lahan perkebunan sawit di Indonesia pada tahun 2022 yaitu mancapai 16,38 juta hektare (ha) yang dimana sebanyak 5 persen atau sekitar 800 ribu ha milik BUMN, 53 persen atau sekitar 8,64 juta ha milik swasta dan 42 persen sekitar 6,94 juta milik rakyat. | Kredit Foto: Antara/Makna Zaezar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Produktivitas perkebunan kelapa sawit dituding sangat rendah dibandingkan tanaman minyak nabati lainnya sehingga membutuhkan banyak lahan untuk meningkatkan jumlah produksi minyak sawit. Lantas, benarkah demikian? 

Berdasarkan data USDA (2021) yang dirangkum PASPI Monitor, luas areal keempat tanaman minyak nabati utama dunia yakni kedelai, rapeseed, bunga matahari, dan kelapa sawit menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan yakni dari sekitar 64,7 ribu hektar (1980) menjadi 221,3 juta hektar (2021). Jika dirinci, luas areal tanaman minyak kedelai tahun 2021 yakni 130 juta hektar; rapeseed 37,8 juta hektar; bunga matahari 28,4 juta hektar; dan kelapa sawit 25 juta hektar. 

Baca Juga: Dituduh Biang Keroknya Masalah Kesehatan, Minyak Sawit Ternyata Aman Dikonsumsi untuk Jangka Panjang

“Perkebunan kelapa sawit secara konsisten memiliki luas yang paling sempit dibandingkan areal tanaman minyak nabati lainnya,” catat PASPI Monitor. 

Dari segi produksi, keempat minyak nabati dunia juga menunjukkan peningkatan produksi yang cukup signifikan yakni dari sekitar 19,4 juta ton (1980) menjadi 195,5 juta ton (2021). Minyak sawit berhasil menggeser posisi minyak kedelai sebagai minyak nabati yang paling banyak diproduksi sejak tahun 1992. Secara berurutan, produksi minyak nabati utama dunia tahun 2021 adalah minyak sawit (84,2 juta ton); minyak kedelai (61,3 juta ton); minyak rapeseed (27,9 juta ton); dan minyak bunga matahari (22 juta ton).

Tidak hanya itu, minyak sawit juga unggul dari segi produktivitas dibandingkan minyak nabati utama dunia lainnya. Dalam sumber yang sama, produktivitas kelapa sawit dalam menghasilkan minyak nabati paling tinggi yakni mencapai 3,36 ton per hektar. sementara itu, produktivitas tanaman rapeseed, bunga matahari, dan kedelai dalam menghasilkan minyak berturut-turut hanya sebesar 0,7 ton per hektar; 0,52 ton per hektar; dan 0,45 ton per hektar.

“Produktivitas minyak kelapa sawit hampir 10 kali lipat produktivitas kedelai atau 8 kali lipat dari produktivitas bunga matahari dan 6 kali lipat dari produktivitas rapeseed,” catat PASPI Monitor. 

Baca Juga: Hujan Kritikan Gegara Majukan Anies Baswedan, NasDem Justru Senang: Merasa Paling Benar Sendiri...

Data FAO (2013) yang dirangkum PASPI Monitor menyebutkan, untuk memproduksi satu ton minyak, sawit memiliki keunggulan seperti efisien dalam penggunaan input produksi (pupuk nitrogen, pupuk fosfat, pestisida/herbisida, dan energi) dibandingkan input untuk memproduksi satu ton minyak kedelai dan minyak rapeseed. Implikasinya, catat studi PASPI Monitor ialah polusi/residu air/tanah dan emisi gas rumah kaca ke udara yang dihasilkan untuk memproduksi minyak sawit juga lebih rendah dibandingkan minyak kedelai dan minyak rapeseed.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: