Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung meluncurkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Cicukang Holis yang menerapkan teknologi refused derived fuel (RDF).
Teknologi RDF merupakan pengolahan sampah anorganik melalui proses homogenizers menjadi ukuran yang lebih kecil atau dibentuk menjadi pelet. Hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan dalam proses pembakaran recovaring batu bara untuk pembangkit tenaga listrik.
Adapun alat dengan teknologi RDF ini mampu mengolah hingga 10 ton sampah residu dan sampah kering per harinya. Wali Kota Bandung, Yana Mulyana berharap, teknologi RDF di TPST Cicukang Holis dapat memaksimalkan upaya penurunan jumlah sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
“Teknologi RDF di TPST Cicukang Holis ini hadir berkat kolaborasi dengan Kementerian PUPR. Meski begitu, saya tidak bosan mengingatkan sampah harus selesai sejak dari sumbernya,” ucap Yana.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bandung, Dudi Prayudi menyebut berbagai upaya telah dilakukan DLH Kota Bandung untuk menekan angka sampah.
Ia berharap, hadirnya TPST Cicukang Holis dengan teknologi RDF dapat menghasilkan pengolahan sampah yang sejalan dengan sirkular ekonomi dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Dudi juga menerangkan, Kota Bandung akan ada sembilan TPST yang menerapkan teknologi RDF. “Jadi di tahun 2023 ada tiga lagi. Di Nyengseret, Cicabe, dan Tegallega,” terangnya. Untuk diketahui, pada 2022 Kota Bandung berhasil menekan angka pengiriman sampah ke TPA hingga sekitar 93 ribu ton dalam setahun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait:
Advertisement