- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Prof Amzul Rifin Uraikan Dampak Kebijakan Bea Keluar Sawit dan Biji Kakao Terhadap Petani dan Industri
Sementara dari sisi petani, kebijakan bea keluar akan menurunkan harga domestik. Menurutnya, petani seringnya harus menanggung penurunan ini, terutama untuk produk sawit yang mestinya ditanggung pengguna CPO itu sendiri. Sementara, yang dirugikan pada penerapan kebijakan bea keluar biji kakao ditanggung oleh eksportir karena marginnya terpotong.
Ia menambahkan, dampak bea keluar berbeda pada kasus minyak sawit dan biji kakao di tingkat petani. "Pada kasus minyak sawit, penerapan bea keluar akan menurunkan harga tandan buah segar (TBS), sedangkan pada kasus biji kakao, beberapa penelitian menunjukkan bahwa penerapan bea keluar tidak memengaruhi harga biji kakao di tingkat petani," katanya.
Baca Juga: Kaya Akan Vitamin A dan E, Komoditas Kelapa Sawit Ternyata Jadi Sasaran Industri Farmasi
Ia mengungkapkan, pada tahun 2021 pemerintah telah mendapatkan penerimaan bea keluar yang besar dari kedua komoditas ini. Penerimaan dari sawit sebesar Rp4,2 triliun. Sebuah angka yang cukup besar dibandingkan biji kakao yang hanya sebesar Rp41,5 miliar akibat penurunan ekspor.
"Saya merekomendasikan bahwa penerimaan negara sebaiknya dialokasikan kepada petani yang menderita kerugian penurunan harga TBS dalam bentuk subsidi harga, sedangkan impor biji kakao dapat dikurangi dengan peningkatan suplai biji kakao dalam negeri," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement