Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kepala Bappenas Beberkan 3 Pencapaian Pemerintah Dorong Hilirisasi Nikel

Kepala Bappenas Beberkan 3 Pencapaian Pemerintah Dorong Hilirisasi Nikel Kredit Foto: Instagram/Suharso Monoarfa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus mendorong kebijakan hilirisasi nikel. Hal tersebut ditegaskan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa.

Dalam kunjungan kerjanya ke Kawasan Industri Teluk Weda, di Jakarta, Suharso menyampaikan kebijakan hilirisasi nikel yang digemborkan pemerintah telah menunjukkan sejumlah pencapaian. 

Baca Juga: Tak Hanya Nikel dan Batu Bara, Jokowi Tegaskan Hilirisasi Diperluas ke Sektor Pertanian dan Perikanan

"Pertama, pertumbuhan investasi yang signifikan dalam industri pengolahan terutama di industri nikel. Kedua, tumbuhnya kawasan industri berbasis mineral di luar Pulau Jawa. Ketiga, terjadinya perkembangan ekonomi di tataran lokal dan nasional," tulis Suharso, dikutip dari unggahan Instagram resminya, Senin (27/2/2023).

Menurut Suharso, dilihat dari aspek industri hilir nikel, industri baterai litium akan berkembang pesat ke depannya. Dia menyebut, hal ini didorong oleh perkembangan teknologi kendaraan bermotor, teknologi sistem penyimpanan energi, dan peralatan elektronik.

"Kenaikan kebutuhan nikel sebagian terkait dengan peningkatan konsumsi nikel untuk teknologi rendah karbon. Peningkatan penggunaan baterai litium pada berbagai sektor tersebut diproyeksikan akan meningkatkan kebutuhan nikel sebesar 1,3 juta ton pada tahun 2040," katanya.

Dia melanjutkan, di Provinsi Maluku Utara sendiri, terdapat 26 perusahaan smelter. Industri pengolahan di Provinsi Maluku Utara telah menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 16,8 juta orang dan tenaga kerja asing sebanyak 3,4 juta orang.

Suharso lalu mengungkapkan sektor industri pengolahan, terutama subsektor industri pengolahan logam dasar seperti ferro nikel dan turunannya di Kabupaten Halmahera Tengah, memiliki pengaruh besar sebagai penggerak ekonomi dengan menyumbang 55,08% dari total PDRB pada 2021 dengan laju pertumbuhannya sebesar 444%.

"Sumber daya mineral seperti nikel akan sangat dibutuhkan dalam tren transisi energi dan perkembangan produk-produk teknologi tinggi," sambungnya.

Baca Juga: Gandeng Australia, Kadin Ingin Kembangkan Industri Baterai Kendaraan Listrik Lewat Lithium dan Nikel

Pasalnya, Suharso menilai nikel termasuk materi logam yang paling banyak dibutuhkan di dunia dan perkembangan teknologi ke depan untuk baterai kendaraan listrik dan teknologi energi terbarukan.

"Sebagian besar adalah untuk menghasilkan Fero Nikel atau NPI. Belum melebur hingga proses akhir. Indonesia juga belum membangun pabrik baterai untuk mobil listrik dan EBT sesuai dengan rencana hilirisasi," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: