Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sarjana RI Banyak Jadi Pengangguran, Begini Strategi Kepala Bappenas

Sarjana RI Banyak Jadi Pengangguran, Begini Strategi Kepala Bappenas Kredit Foto: Bappenas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengungkapkan sejumlah isu strategis perguruan tinggi. Salah satunya adalah terkait tingkat pengangguran pada lulusan perguruan tinggi akademik dan perguruan tinggi vokasi.

Suharso mengatakan, tingkat pengangguran terbuka yang berasal dari kelompok lulusan diploma dan universitas tercatat masih besar saat ini. Diketahui, jumlah pengangguran dari kalangan diploma sebesar 5,9% dan lulusan universitas sebesar 5,98%.

"Tingkat kebekerjaan lulusan perguruan tinggi akademik dan perguruan tinggi vokasi belum optimal. Disamping itu, lulusan perguruan tinggi yang bekerja di segmentasi pekerjaan semi terampil dan tidak terampil masih cukup besar, yakni 42% untuk semi terampil dan 10,5% untuk kategori pekerjaan tidak terampil," ungkap Suharso, dikutip Senin (2/10/2023).

Baca Juga: Buka-bukaan Menteri Suharso Monoarfa, Beginilah Great Plan Bappenas di 2024

Selain itu, kata Suharso, perguruan tinggi masih dihadapkan dengan isu belum optimalnya partisipasi perguruan tinggi, besarnya kesenjangan dalam partisipasi perguruan tinggi, terbatasnya dosen berkualifikasi S3 dan belum optimalnya alreditasi perguruan tinggi.

Dia lalu mengungkapkan sejumlah strategi, dalam meningkatkan pendidikan yang berkualitas, guna mengatasi berbagai permasalahan yang dialami perguruan tinggi di Indonesia tersebut.

"Strateginya antara lain sebagai berikut. Pertama, pelibatan industri dalam pengembangan vokasi. Cara ini dilakukan dengan penerapan sistem ganda, mewujudkan guru dan instruktur vokasi yang kompeten, menciptakan lulusan vokasi yang kompeten dan tersertifikasi serta industri pengajaran," jelasnya.

Kedua, lanjut Suharso, yakni peningkatan relevansi dan daya saing perguruan tinggi. Hal ini dilakukan dengan menjadikan perguruan tinggi sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pusat unggulan, kerja sama perguruan tinggi dengan industri dan pemerintah, menciptakan prodi yang adaptif terhadap kebutuhan industri, serta pemanfaatan teknologi untuk inovasi pembelajaran.

"Ketiga, penguasaan adopsi teknologi dan menciptakan inovasi. Hal ini dilakukan dengan penguasaan teknologi dan inovasi, peningkatan produktivitas SDM ilmu pengetahuan dan teknologi, serta penciptaan ekosistem inovasi," tutupnya.

Baca Juga: Bappenas Ungkap SDM Indonesia Peringkat Ke-96 dari 174 Negara, Masih Jauh dari Negara Maju?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: