Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Komoditas Kompleks Bisa Jadi Kunci Dongkrak Lagi Sektor Manufaktur Indonesia

Komoditas Kompleks Bisa Jadi Kunci Dongkrak Lagi Sektor Manufaktur Indonesia Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komoditas kompleks bisa menjadi kunci untuk kembali mendongkrak kinerja sektor manufaktur dalam negeri. Dalam hal ini, Indonesia bisa mendorong perluasan portofolio produk manufaktur berbasis kompleks seperti produk berteknologi tinggi atau high-tech.

Pada tahun 2020, komoditas dan barang manufaktur berbasis dasar menyumbang sekitar 70% dari total ekspor Indonesia. Persentase tersebut lebih tinggi dari negara-negara lain yang telah beralih ke komoditas kompleks sebelumnya, seperti Korea Selatan (17%), China (31%), dan Vietnam (43%). Sementara negara-negara tersebut beralih ke komoditas kompleks guan beradaptasi dengan perubahan pasar sebagai dampak positif dari transformasi digital di industri lain. 

Studi terbaru Kearney berjudul Shifting Toward Productive and Competitive Digital Manufacturing menunjukkan transformasi digital pada sektor manufaktur Indonesia dapat meningkatkan peluang negara ini untuk dapat memperluas portofolio manufakturnya.

Baca Juga: Kaya Akan Vitamin A dan E, Komoditas Kelapa Sawit Ternyata Jadi Sasaran Industri Farmasi

"Dengan transformasi digital di sektor manufaktur, Indonesia dapat berpartisipasi dalam mengembangkan bagian penting industri lainnya, seperti produktivitas tenaga kerja, memanfaatkan mekanik yang presisi untuk meningkatkan kualitas produk, mengotomatiskan proses, dan meminimalkan biaya," kata Ishan Nahar, Principal di Kearney, dalam keterangan tertulis, Senin (27/2/2023).

Untuk mencapai visi Indonesia pada tahun 2045, penting bagi negara untuk menangkap peluang transformasi digital di sektor manufaktur. Hal ini dapat didorong dengan percepatan pemanfaatan Revolusi Industri 4.0 (IR4.0).

Saat ini, adopsi IR4.0 di Indonesia masih berada di tahap awal. Penggunaan AI, IoT, dan robot industri juga masih rendah. Dengan percepatan IR4.0, Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan efisiensi manufaktur dan produktivitas tenaga kerja.

"Jika transformasi ini berhasil dilaksanakan, maka dapat membawa manfaat ekonomi yang besar bagi Indonesia, antara lain berkurangnya ketergantungan terhadap impor, menguatnya kinerja perdagangan global, dan meningkatnya pertumbuhan PDB," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Imamatul Silfia
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: