INDEF: EWA Bisa Jadi Solusi Menutup Celah Pinjol Ilegal yang Marak di Kalangan Pekerja
Adapun sebuah laporan yang dirilis oleh International Labour Organization (ILO) pada tahun 2019 mengungkapkan bahwa pendapatan tenaga kerja Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Sebagai perbandingan, rata-rata pekerja Indonesia menghasilkan US$385 atau sekitar Rp5 juta per bulan sementara pekerja Malaysia berpenghasilan sekitar Rp18 juta per bulan.
Pendapatan rata-rata pekerja Indonesia yang rendah ini pun mendorong permintaan pinjaman yang tinggi, di mana 60% pekerja aktif berhutang. Findex Global Bank Dunia pada tahun lalu melaporkan bahwa hanya 14% pekerja dewasa Indonesia memiliki akses ke bank, sementara sisanya harus bergantung pada pemberi pinjaman informal yang menjebak mereka berada di dalam lingkaran setan di bawah kondisi predator.
Peneliti Center of Digital Economy and SME INDEF Izzudin Al Farras Adha menerangkan bahwa dengan pendapatan pekerja yang relatif rendah, kemampuan mereka untuk menyisihkan dana keadaan darurat juga menjadi mengkhatirkan. Hanya 32,75% dari pekerja Indonesia mampu memiliki cadangan setidaknya untuk tujuh hari ke depan. Sementara sekitarv52,9% pekerja mengalami kesulitan keuangan pada akhir buulan dan 19% mulai kekurangan uang tunai di tengah bulan, serta 2,8% di awal bulan.
"Saya kira ketahanan keuangan menjadi fondasi agar pekerja juga nyaman dan terus beraktivitas terus seperti biasa. Isu ini saya kira menjadi hal cukup penting apalagi di tengah situasi sekarang dan saya kira memang kalau kita lihat sudah ada revisi Undang-Undang Cipta Kerja namun yang lebih penting adalah bagaimana pekerja bisa lebih stabil dalma melakukan pekerjaannya sehari-hari," pungkas Tauhid.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement