Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hadirkan Inovasi Lewat Produk Pino Es Serut Buah, Unifam Bantu Ibu Berkomunikasi dengan Anak

Hadirkan Inovasi Lewat Produk Pino Es Serut Buah, Unifam Bantu Ibu Berkomunikasi dengan Anak Kredit Foto: Unifam

Gaya Komunikasi dalam Pengasuhan Anak

Mengasuh dan mendidik anak adalah proses yang panjang. Sejauh ini tidak ada ukuran pasti benar atau salah dalam mendidik anak. Terlepas dari itu, Ibu tetap harus banyak mencari informasi seputar mendidik anak. Salah sedikit, dampaknya bisa berhubungan dengan masa depan anak.

Psikolog Anak dari Kalbu.co.id, Desti Apryanggun menyebut ada tiga cara yang dikenal dalam gaya komunikasi pada pengasuhan anak, yakni pasif, agresif, dan asertif. Orangtua yang mengadopsi gaya pasif cenderung memberi kebebasan seluas-luasnya ke anak. Praktis, orangtua lebih menuruti apa yang dimaui si anak karena sulit mengungkapkan yang diinginkan. Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang sulit dikontrol dan sering melawan.

Sedangkan gaya agresif lebih condong memposisikan orangtua lebih dominan sehingga banyak memaksa dan menekan anak. Orangtua yang menerapkan gaya agresif secara tak sadar kerap melontarkan kalimat perintah yang memaksa dan intimidasi agar anak menurutinya. Berhadapan dengan orangtua dengan gaya ini akan membuat anak jadi pendiam, frustrasi, dan ada pula yang berontak lalu menunjukkan sikap agresifnya di luar rumah.

Berbeda dengan gaya pasif maupun agresif, gaya asertif berada di tengah antara keduanya. Gaya asertif lebih mengedepankan komunikasi terbuka antara orangtua dan anak, jadi disini tidak ada yang saling mendominasi. Tapi, Ibu harus lebih aktif untuk menggali informasi seputar kebutuhan, keinginan, dan harapan buah hati.

Tidak hanya yang disampaikan anak, Ibu juga perlu sensitif melihat dan memahami pesan nonverbal yang diperlihatkan anak agar dapat lebih mengerti situasi yang dialaminya,” kata Desti.

Baca Juga: YouTube Dituding Kumpulkan Data Anak-anak di Inggris

Supaya dapat maksimal mengembangkan gaya asertif, berikut beberapa cara yang disarankan oleh Desti Apryanggun:

1. Tegas bukan berarti keras

Sikap tegas diperlukan dalam mendidik anak, namun bukan berarti bersikap keras/ kasar pada anak. Tegas berarti berpegang teguh pada aturan yang sudah disepakati bersama tapi tanpa merugikan atau menyakiti siapapun. Saat menunjukkan sikap tegas, lebih baik hindari menggunakan gestur tubuh, gaya bicara, maupun intonasi yang mengintimidasi anak.

2. Jalin komunikasi yang nyaman

Jadilah pendengar yang baik, karena dari mendengar kita bisa memahami lebih banyak. Ibu bisa membangun kebiasaan yang membuat anak lebih terbuka sehingga pandangan dan pendapatnya mau disampaikan pada Ibu.  Banyak momen yang bisa dijadikan kesempatan, misalnya dengan melakukan kegiatan pillow talk jelang tidur. Kebiasaan ini bisa meningkatkan bonding sehingga anak akan merasa nyaman menjalin komunikasi dengan Ibu.

3. Membuat konsensus (kesepakatan bersama)

Bukan hanya memberikan solusi atas situasi yang dialami anak, Ibu juga perlu mengajak anak membangun komitmen bersama. Ketika ada suatu masalah yang dialami dan sudah ada pemecahan masalah, konsensus menjadi langkah bersama. 

Mungkin secara teoritis tampak mudah, namun  tak semua orang terbiasa dengan gaya asertif. Tantangan utama bisa berasal dari anak yang cenderung canggung, segan, atau malu. Di sinilah peran Ibu untuk membantu dan berperan serta aktif mengajak anak untuk lebih terbuka. 

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: