Pemerintah Minta Kendaraan Listrik Hingga Ekonomi Biru Jadi Fokus Negara-negara ASEAN di 2023
Pemerintah diwakili Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian mendorong isu kendaraan listrik, transisi energi, dan ekonomi biru jadi fokus negara-negara ASEAN selama Keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2023.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Edi Prio Pambudi, dalam Pertemuan High-Level Task Force on ASEAN Economic Integration (HLTF-EI) Ke-43 pada tanggal 2-3 Maret 2023 di Kabupaten Belitung, Indonesia.
Baca Juga: Gencar Beri Subsidi, Luhut Yakin Indonesia Bakal Punya Populasi Kendaraan Listrik Terbanyak di Dunia
"ASEAN merupakan kawasan yang menjanjikan dan memiliki sumber daya yang cukup untuk mengembangkan ekosistem electric vehicle dan blue economy sebagai new engine growth di kawasan," ungkap Edi, dalam keterangan resmi Senin (6/3/2023).
Edi mengungkapkan para negara anggota HLTF-EI menyatakan dukungannya pada pengembangan ekosistem kendaraan listrik kawasan dengan mengintegrasikan sektor industri di hulu hingga hilir, termasuk melalui dukungan investasi, produksi dan rantai pasok suku cadang dan baterai, hingga pengolahan limbah baterai.
Lalu, Edi melanjutkan, terkait pengembangan Kerangka Ekonomi Biru ASEAN, para anggota HLTF-EI menyepakati Concept Note on the Development of ASEAN Blue Economy Framework, yang juga merupakan salah satu prioritas Indonesia pada pilar ekonomi.
"Kerangka Ekonomi Biru ASEAN diharapkan dapat menjadi panduan bagi kawasan untuk melindungi serta memperoleh nilai tambah dari potensi maritim dan perairan yang dimiliki, serta memastikan inisiatif dapat dimanfaatkan oleh seluruh negara anggota ASEAN," ungkapnya.
Baca Juga: Konversi Kendaraan Listrik Dapat Berikan Keuntungan bagi Pengguna dan Pemerintah
Tak sampai di situ, Edi juga menyampaikan terkait transisi energi. Dia berujar, para negara anggota HLTF-EI sepakat mendukung inisiatif Indonesia untuk mendorong keamanan energi yang berkelanjutan melalui interkonektivitas kawasan.
"Beberapa proyek kerja sama energi yang diangkat yakni Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-Philippines Power Integration Project (BIMP-PIP) dan kerja sama energi hidro antara Laos dan Singapura," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement