Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada Risiko Kebocoran Data Layanan Food Delivery, Lebih Bahaya dari Marketplace!

Waspada Risiko Kebocoran Data Layanan Food Delivery, Lebih Bahaya dari Marketplace! Seorang karyawan memeriksa kebocoran data di beberapa situs internet melalui situs web www.periksadata.com di Jakarta, Senin (5/9/2022). Kominfo berkolaborasi dengan operator selular dan Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri untuk melakukan investigasi terkait dugaan kebocoran 1,3 miliar data kartu SIM telepon Indonesia melalui internet. | Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja

Bagi bisnis, kebocoran data semacam ini merupakan force majeure yang bisa membawa banyak risiko yang mengancam, termasuk ancaman:

  1. Reputasi. Kebocoran tidak dapat ditutup-tutupi karena basis data pasti muncul di dark web, maka biasanya perusahaan sendiri yang mencoba melaporkannya terlebih dahulu. Namun keterbukaan seperti itu tidak banyak membantu, insiden keamanan selalu menggoyahkan kepercayaan pelanggan dan mitra.
  2. Regulasi. Regulator selalu siap untuk mendenda bisnis atas pelanggaran undang-undang perlindungan data pribadi. Ukuran denda tergantung pada yuridikasi dan tidak hanya wilayah tempat perusahaan terdaftar yang dapat berperan, tetapi juga lokasi pelanggannya. Misalnya, setiap perusahaan yang menawarkan barang atau jasa kepada pelanggan di hampir semua negara Eropa termasuk dalam GDPR.
  3. Materi. Pelanggan semakin bekerja sama untuk mengajukan gugatan serius ketika data mereka bocor dan pengadilan mulai memihak mereka. Sekali lagi, jumlah yang terlibat kecil namun terus bertambah karena semakin banyak orang yang siap untuk mengajukan tuntutan.

"Sayangnya, pelanggan yang tidak siap sepenuhnya meninggalkan layanan pengiriman hanya memiliki sedikit pilihan. Kebocoran data harus dilihat sebagai risiko yang tak terelakan seperti masalah keamanan lainnya, ini harus selalu dievaluasi dan konsekuensinya dikurangi. Misalnya, pesan pengiriman ke titik pengambilan, bukan alamat rumah Anda secara persis dan perhatikan kotak centang pada formulir pemesanan. Anda mungkin dapat mengentikan penyimanan alamat rumah dan nomor telepon Anda secara default," jelas Kaspersky.

Adapun beberapa yang bisa dilakukan sebagai upaya untuk mengatasi kebocoran data ini antara lain:

  1. Menggunakan lebih banyak pilihan untuk bisnis.
  2. Batasi akses karyawan ke basis data internal yang berisi data pribadi.
  3. Melaksanakan audit berkala terhadap sistem keamanan.
  4. Jangan menyimpan data pribadi yang tidak perlu. Hal ini memungkinkan pelanggan untuk memiliki apa yang harus mereka percayakan kepada bisnis Anda dan apa yang harus segera dihapus setelah pesanan selesai.
  5. Pantau dengan cermat yang yang terjadi di infrastruktur Anda.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: