Pemuda Harus Berdaya Jadi Subjek Pembangunan, Demi Indonesia Emas 2045
Terkait anak muda yang seringkali dinilai anarkis dan tidak produktif di berbagai sudut di Indonesia, Arief mengatakan seperti pepatah, satu teladan lebih baik daripada seribu nasihat.
Apabila tidak dipersiapkan dengan matang, para pemuda, dapat menjadi bumerang, di mana angkatan muda yang seharunya menjadi industry ready malah tidak siap menjawab kebutuhan industri, ataupun kurangnya lapangan kerja untuk menyerap generasi muda pada 2045 nanti.
“Perlu ada mentoring dan keteladanan kepemimpinan. Kepemimpinan anak muda harus kita siapkan, by design, bukan sesuatu yang instan. Mulai dari tingkat SMP-SMA di lingkup OSIS, lalu kemudian naik ke BEM dan seterusnya. Kita sebagai tokoh-tokoh muda harus mendekatkan diri, turun ke berbagai daerah untuk menjadi dekat dengan para pemimpin masa depan ini dan melihat potensi mereka," terang Arief.
Dari segi kesempatan, bonus demografi akan menjadi momentum untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, mengurangi angka pengangguran, serta pada akhirnya, mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Tugas saya dan teman-teman adalah memastikan bahwa mereka ada di dalam ekosistem yang tepat. Lewat amanah sebagai bagian dari Tim Pokja yang mewakili non-kementerian, maupun amanah-amanah lain yang saya emban saat ini dan di hari depan, insyaAllah, ikhtiar untuk sama-sama terus layani generasi kita,” ucap pemuda yang juga menjabat sebagai Komisaris Independen BSI saat ini.
“Saya mengajak anak muda untuk bisa cepat beradaptasi dengan situasi yang cepat berubah. Hari ini, masih ada anak muda yang menolak perubahan, bukan karena tidak mau, teteapi tidak tahu atau belum aware. Kalau di BSI, instrumen dana sosial kita adalah zakat. Berkeliling ke kota-kota di Indonesia, salah satunya melalui program peningkatan UMKM Talenta Wirausaha BSI, kita benar-benar saksikan teman-teman muda di daerah naik kelas secara ekonomi, yang tadinya adalah penerima zakat, saat ini menjadi pembayar zakat. Ini adalah salah satu buah bagi mereka yang siap beradaptasi dan berakselerasi. Sesuai dengan semangat SDGs, yaitu, no one left behind, Tim Nasional Kepemudaan diharapkan menjadi motor untuk mendorong partisipasi dan kepemimpinan anak muda di berbagai bidang, termasuk ekonomi,” tutup Arief.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement