Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Omong Kosong Nord Stream Diledakkan Kelompok Pro-Ukraina, Putin: Jelas Aktornya Level Tinggi

Omong Kosong Nord Stream Diledakkan Kelompok Pro-Ukraina, Putin: Jelas Aktornya Level Tinggi Kredit Foto: Reuters/Sputnik/Sergey Guneev
Warta Ekonomi, Moskow -

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Selasa (14/3/2023) telah menepis sebagai "omong kosong" klaim baru-baru ini bahwa serangan terhadap pipa gas alam Nord Stream mungkin dilakukan oleh "aktivis pro-Ukraina".

"Saya yakin ini adalah omong kosong belaka. Ledakan semacam ini, dengan kekuatan seperti itu, pada kedalaman seperti itu, hanya dapat dilakukan oleh para ahli, dan didukung oleh seluruh kekuatan negara, yang memiliki teknologi tertentu," kata Putin kepada para wartawan dalam kunjungan ke sebuah pabrik pesawat terbang di ibu kota republik Buryatia, Ulan-Ude, Rusia, dikutip RT.

Baca Juga: Dikuliti Habis Sekutu Putin: Amerika dan Inggris Sengaja Tutupi Dalang Peledak Nord Stream

Laporan media, yang menunjukkan bahwa "kelompok pro-Ukraina" bayangan mungkin berada di balik ledakan pada jaringan pipa di dasar Laut Baltik, muncul minggu lalu.

The New York Times mengutip sumber-sumber anonim yang mengatakan bahwa "tidak ada warga negara Amerika Serikat atau Inggris yang terlibat" dalam operasi tersebut.

Secara terpisah, beberapa media Jerman melaporkan bahwa para penyelidik negara itu yang menyelidiki ledakan-ledakan tersebut telah menemukan sebuah kapal pesiar, yang diduga digunakan untuk serangan itu, yang merupakan milik sebuah perusahaan yang berbasis di Polandia tetapi "tampaknya dimiliki oleh dua orang Ukraina."

Laporan mengenai kapal pesiar tersebut muncul tak lama setelah investigasi bom oleh jurnalis veteran AS Seymour Hersh, yang mengatakan bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah melancarkan serangan terhadap jaringan pipa dengan bantuan dari Norwegia.

Menurut sumbernya, bahan peledak tersebut ditanam oleh para penyelam Angkatan Laut AS pada bulan Juni lalu di bawah kedok latihan NATO dan diledakkan dari jarak jauh pada bulan September. Gedung Putih dengan cepat menepis tuduhan dari jurnalis pemenang Hadiah Pulitzer tersebut, dan menyebutnya sebagai "fiksi yang sepenuhnya salah dan tidak masuk akal."

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: