Tak Terganggu Gonjang-ganjing Kemenkeu, Sri Mulyani: APBN Surplus hingga Rp131,8 Triliun!
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati melaporkan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 mencetak surplus sebesar Rp 131,8 triliun atau 0,63% dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada Februari 2023.
“Surplus APBN pada akhir bulan Februari adalah Rp 131,8 triliun. Jadi, APBN kita masih surplus secara total,” tutur Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTa, dikutip Rabu (15/3/2023).
Baca Juga: APBN Tahan Banting Walau Dihajar oleh Inflasi, Sri Mulyani: Semua Berkat Pajak dan PNBP
Sri Mulyani menyampaikan, kinerja itu dicapai berkat pendapatan negara yang telah terkumpul sebesar Rp419,6 triliun atau tumbuh 38,7% secara tahunan (year on year/yoy) atau 17% dari target APBN dalam dua bulan pertama tahun 2023.
"Utamanya ditopang oleh penerimaan pajak mencapai Rp279,98 triliun atau tumbuh 40,35% (yoy) dan PNBP sebesar Rp104,5 triliun atau tumbuh 86,6% (yoy)," ucapnya.
Lalu, dia melanjutkan, belanja negara tumbuh secara disiplin dengan realisasi sebesar Rp287,8 triliun atau tumbuh 1,8% (yoy) atau 9,4% dari target APBN 2023.
"Dengan demikian, #APBNKITa hingga akhir Februari 2023 masih mencatatkan surplus sebesar Rp131,8 triliun atau 0,63% terhadap PDB dan keseimbangan primer sebesar Rp182,2 triliun," ungkapnya.
Sri Mulyani lalu menyampaikan, meski kondisi global masih dihadapkan pada peningkatan tekanan geopolitik, tingginya inflasi dan suku bunga, serta volatilitas pasar keuangan, namun hingga akhir Februari 2023, APBN terus menunjukkan kinerja positif.
Dia lalu memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2023 akan tetap stabil. Hal tersebut dia lihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang menunjukkan kondisi baik menjelang puasa dan hari raya Idul Fitri di tingkat 122,4.
"Purchasing Managers' Index (PMI) ekspansif 18 bulan berturut-turut. Lalu, pertumbuhan kredit tetap positif baik untuk konsumsi, investasi, dan modal kerja," ujarnya.
Sri Mulyani lalu mengatakan, secara keseluruhan tahun 2023, perekonomian Indonesia diprakirakan tetap terjaga baik dan tumbuh di level 5,0% hingga 5,3%, meskipun sisi ekspor dan impor mulai terkoreksi.
"Oleh karena itu, kita tetap perlu untuk waspada. Ketidakpastian global ke depan masih cukup tinggi, itu yang harus kita cermati," tuturnya.
Terakhir, dia menjelaskan, APBN sendiri akan tetap diandalkan sebagai peredam tekanan global yang solid menjaga pemulihan dan momentum transformasi ekonomi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement