Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menjadi Perhatian Jokowi dan Anies Baswedan, Lika-liku Warga Plumpang: Kedatangan Berujung Sengketa Lahan

Menjadi Perhatian Jokowi dan Anies Baswedan, Lika-liku Warga Plumpang: Kedatangan Berujung Sengketa Lahan Warga berfoto tak jauh dari permukiman yang hangus terbakar dan hancur pascakebakaran Depo Pertamina Plumpang di Jalan Koramil, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta, Sabtu (4/3/2023). Kejadian tersebut merenggut 14 nyawa warga dan melukai puluhan lainnya. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc. | Kredit Foto: Antara/ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kebakaran Plumpang membuka berbagai cerita, salah satunya bagaimana warga yang tinggal dalam wilayah tersebut.

Mulai dari tak ada yang memperhatikan hingga akhirnya ada sosok yang mau turun tangan seperti Joko Widodo alias Jokowi hingga Anies Baswedan.

Baca Juga: TIba-tiba Nyeret Anies Baswedan Soal Kebakaran Plumpang, Elite Megawati Disorot Tajam: Dulu, Tidak Ada...

Sejumlah warga yang tinggal dalam wilayah tersebut adalah pendatang, salah satunya adalah Frengky Mardogan.

Pria paruh baya itu sudah 28 tahun menetap di kampung Tanah Merah, sejak 1995. Mulanya ia bersama keluarga mengontrak di salah satu rumah di sana. 

Ketika itu Frengky belum punya Kartu Tanda Penduduk atau KTP. Ia baru memiliki KTP saat mau masuk ke perguruan tinggi. "Waktu itu KTP saya buat pas mau kuliah, itu pun menumpang di alamat saudara yang ada di Pondok Gede, Jati Asih," kata Frengky.

Tak hanya Frengky, hampir seluruh warga Tanah Merah saat itu tak memiliki KTP berdomisi di wilayah itu. Hampir semua warga ketika itu kasusnya sama seperti dia. Sebab wilayah itu belum tercatat secara administrasif oleh pemerintah daerah. "Dulu banyak kejadian, misalkan kayak meninggal akibat kecelakaan. Jenazah diantar ke alamat (kerabat) yang ditumpangi," ucap Frengky.

Permukiman warga di Tanah Merah ketika itu hanya berupa blok sebagai penanda. Pada 2013, saat Jokowi menjabat Gubernur DKI Jakarta, warga mulai di data secara administrastif.  Warga mulai memiliki alamat sesuai domisili.

Terjadi pemekaran RW, yang sebelumnya hanya tujuh RW, pada 2013 muncul empat RW baru di Rawabadak Selatan. Empat Rw baru itu untuk memfasilitasi warga di Tanah Merah.

Meski telah memiliki KTP sesuai dengan domisili, permasalahan warga Tanah Merah belum selesai. Mereka belum bisa mendapatkan suplai air bersih. Mereka tak memiliki kepastian mengenai kepemilihan lahan yang mereka tempati, masuk dalam kritaria zona merah bagi PDAM.

Baca Juga: Didukung Kelompok Garis Keras Demi Menjadi Next Jokowi, Anies Baswedan Tak Peduli: Ini Bukan Tentang...

Dengan melajunya Jokowi ke kursi Presiden, membuat warga kampung Tanah Merah kehilangan payung. Pergantian kepemimpinan membuat mereka harus bersabar menunggu pimpinan berikutnya, berharap diayomi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: