Indonesia Menjadi Tuan Rumah Pelaksanaan Joint Committee on the Offshore Plant Service Industry
Dari pihak Indonesia, Direktur Jasa Kelautan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Miftahul Huda menyampaikan Rencana Pemantauan dan Evaluasi Rig-to-Reef. Attaka-EB telah ditempatkan di lokasi yang ditentukan sesuai dengan hasil studi kelayakan KKP pada tahun 2017.
"KKP telah berkomitmen untuk mendukung proyek percontohan seperti melaksanakan studi kelayakan untuk kegiatan penyebaran (2017). Selanjutnya setelah proses penenggelaman anjungan, KKP akan memantau perkembangan biodata dua tahun sekali sampai 2025. KKP sudah menyiapkan prosedur dan metodologi teknis terkait rencana pemantauan Rig-to-Reef yang pelaksanaannya akan melibatkan Instansi lokal yakni PHKT, Pemerintah Provinsi/Kabupaten dan Universitas Mulawarman," jelas Huda.
Baca Juga: Rahasia Membuat Ahok Dikalahkan, Anies Baswedan: Calonnya Muslim dan Kristen, Maka Isu Agama...
Pertemuan Komite Bersama dilanjutkan dengan pemaparan Potensi Proyek Decommissiong di Masa Depan oleh Gede Aryana, Spesialis Pratama Operasi SKK Migas. Ia menyampaikan saat ini yang menjadi tantangan dalam melaksanakan decommissiong platform adalah ketersediaan dana Abandonment and Site Restoration (ASR), mengingat anjungan yang dibangun sebelum tahun 1994 tidak memiliki dana tersebut. Selain itu diperlukan penyederhanaan dalam proses pemenuhan dokumen administrasi sehingga pelaksanaan decommissioning dapat lebih efektif dan efisien. Juga diperlukan inovasi baru untuk melakukan alternatif decommissioning anjungan yang tersisa.
Pembukaan Acara 3rd Korea - Indonesia Offshore Congress
Penyelenggaraan Korea - Indonesia Offshore Congress yang ke-3. Kongres ini merupakan kegiatan tahunan yang bertujuan untuk mempromosikan kerja sama G2G dan B2B Indonesia-Korea di sektor kemaritiman khususnya industri jasa anjungan lepas pantai.
Asisten Deputi (Asdep) Bidang Navigasi dan Keselamatan Maritim, Nanang Widiyatmojo menyampaikan tahun 2023 menandai peringatan 50 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Republik Korea. Diharapkan event ini dapat membuka peluang baru bagi pelaku bisnis kedua negara, mendorong pertumbuhan ekonomi hijau, serta menempatkan industri jasa anjungan lepas pantai untuk berkembang diskala domestik, regional, dan global
"Indonesia dan Republik Korea telah bekerja sama sebagai mitra selama 50 tahun terakhir. Hari ini, saya senang sekali dapat membawa hubungan baik ini ke tingkat yang lebih tinggi. Setelah ini kita akan melangkah maju dengan menyaksikan penandatanganan MoU antara Business-to-Businesss untuk memperluas kerja sama ekonomi antara sektor swasta," ucapnya.
Deputi Kebijakan Kelautan, Kementerian Samudera dan Perikanan Republik Korea Song Myeong-Dal menyampaikan sambutan sekaligus membuka 3rd Korea - Indonesia Offshore Congress. Kegiatan ini juga menandakan bahwa kedua negara siap untuk terus mendukung industri jasa anjungan lepas pantai yang ramah lingkungan.
Baca Juga: Diresmikan Luhut, Kemenko Marves Secara Bertahap Gunakan KBLBB sebagai Kendaraan Dinas
"Korea saat ini memiliki teknologi kelas dunia dalam pembuatan kapal atau konstruksi pabrik. Namun, teknologi yang kami miliki saat ini masih dapat kami kembangkan lagi. Harapan kami Indonesia dapat menjadi mitra terbaik Korea dalam pengembangan teknologi industri minyak dan gas. Kerja sama yang kuat antara kedua pemerintah telah berlangsung selama 50 tahun. Pondasi kuat bagi kedua negara dan pelaku bisnis untuk unggul di pasar dunia," pungkas Song Myeong-Dal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement