Berubahnya pandangan Departemen Energi Amerika Serikat ini, didasari dari hasil kerja intelijen baru mereka yang memiliki keahlian ilmiah yang cukup besar, termasuk dalam mengawasi jaringan laboratorium nasional Amerika Serikat.
DPP PII menilai seluruh dunia saat ini tentunya mendukung langkah FBI yang masih ‘melanjutkan kerja’ penelitian asal muasal Covid-19, yang dipercayai Amerika Serikat berasal dari Beijing.
"Saya kira sudah saatnya negara-negara dunia membuka kembali perdebatan tentang siapa biang kerok sebenarnya Covid-19 yang menjadi pandemi mematikan di dunia,” tutur Furqan Raka.
Akan tetapi, DPP PII menyangsikan Beijing berani mengakui kebocoran di salah satu laboratorium milik mereka yang sedang meneliti Virus Corona.
Apalagi, Juri Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China, Mao Ning Mao menyebut negaranya menjadi korban fitnah politisasi virus Amerika Serikat.
Beijing juga berdalih telah berbagi data dan hasil penelitian pada pelacakan virus, serta membuat kontribusi-kontribusi penting kepada penelitian pelacakan virus global, khususnya di laboratorium di wilayah Wuhan.
Wuhan adalah rumah bagi berbagai laboratorium, banyak di antaranya dibangun atau diperluas sebagai hasil dari pengalaman traumatis China dengan sindrom pernapasan akut awal yang parah, atau SARS, yang dimulai pada tahun 2002.
"Kami minta Beijing Gentlement-lah, akui dan berani bertanggung jawab atas seluruh tragedi kemanusiaan akibat Virus Corona yang bocor dari salah satu laboratorium China di Wuhan,” pungkas Furqan Raka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement