Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kalau Xi Jinping ke Rusia, PM Jepang Bikin Kunjungan Mendadak ke Ukraina

Kalau Xi Jinping ke Rusia, PM Jepang Bikin Kunjungan Mendadak ke Ukraina Kredit Foto: Reuters/Issei Kato
Warta Ekonomi, Tokyo -

Perdana Menteri Jepang sedang dalam perjalanan menuju Ukraina untuk sebuah perjalanan mendadak sementara Presiden China Xi Jinping sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke Rusia.

Kementerian Luar Negeri Jepang mengkonfirmasi pada Selasa (21/3/2023) bahwa Fumio Kishida akan mengunjungi Kiev untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Baca Juga: Xi Jinping Temui 'Teman Baik' di Moskow, Ini Kata Volodymyr Zelensky

"Sebagai ketua G7, Perdana Menteri Kishida akan secara langsung menyampaikan solidaritas dan dukungan tak tergoyahkan untuk Ukraina," sebuah pernyataan dari kementerian tersebut, dikutip CNBC.

Lawatan Kishida ini menjadikannya pemimpin Asia kedua yang mengunjungi Ukraina sejak Rusia menginvasi, setelah Presiden Indonesia Joko Widodo berkunjung ke sana bulan Juni lalu.

Kishida pergi ke Polandia pada Rabu (22/3/2023) sebelum kembali ke Jepang pada Kamis (23/3/2023), kata kementerian tersebut.

Terpisah, Xi dan mitranya dari Rusia, Vladimir Putin, diperkirakan akan mendiskusikan pendalaman kerja sama ekonomi dan politik, serta perang di Ukraina, selama kunjungan tiga hari pemimpin China tersebut ke Moskow.

Xi dan Putin mengadakan diskusi selama berjam-jam pada Senin (20/3/2023) selama hari pertama kunjungan di Moskow.

Dalam artikel-artikel yang dirilis di media Rusia dan China menjelang kunjungan tersebut, Xi dan Putin memuji aliansi kedua negara mereka, yang telah berkembang selama satu dekade terakhir.

"Kedua negara ... melihat hubungan kami sebagai prioritas utama dalam diplomasi kami," kata Xi, sehubungan kedua negara telah berkembang pesat dalam 10 tahun terakhir.

Putin mengatakan bahwa ia menganggap Xi sebagai "teman lama yang baik" yang dengannya ia telah mengembangkan "hubungan yang paling hangat."

Rusia dipandang sebagai mitra junior dalam hubungan dengan China. Tidak pasti seberapa jauh persahabatan Beijing dengan Moskow dapat berlanjut, terutama setelah Barat mengancam untuk memberikan sanksi kepada China jika membantu Rusia secara militer.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: