Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bisa Dijadikan Bahan Alternatif Biodiesel, Berikut Potensi Ketersediaan Minyak Jelantah

Bisa Dijadikan Bahan Alternatif Biodiesel, Berikut Potensi Ketersediaan Minyak Jelantah Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Manajer Riset Traction Energy Asia, Refina Muthia menilai minyak jelantah yang dihasilkan oleh konsumsi rumah tangga dan industri dalam negeri jika digunakan sebagai bahan baku alternatif pembuatan biodiesel dapat menyumbang kebutuhan biodiesel yang tidaklah sedikit. 

"Dapat menyumbang (produksi biodiesel dari minyak jelantah) sekitar 8-10 persen dari kebutuhan biodiesel nasional," ujar Refina dalam diskusi virtual, Selasa (28/3/2023). 

Refina mengatakan bahwa potensi minyak jelantah Indonesia begitu besar, bahkan Indonesia menjadi salah satu eksportir bagi negara di Eropa untuk minyak jelantah.

Baca Juga: Begini Manfaat Minyak Jelantah untuk Bahan Baku Biodiesel

Kondisi tersebut menurutnya direfleksikan dari kenaikan konsumsi minyak goreng di sektor rumah tangga yang sebesar 2,32 persen setiap tahunnya menurut data BPS dan kenaikannya dari tahun 2015-2020.

Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Traction Energy Asia di beberapa wilayah di Jawa dan Bali, Refina menyebut ada potensi sebesar 204 ribu kiloliter setiap tahunnya untuk dua wilayah tersebut. 

"Berdasarkan studi ketersediaan minyak jelantah di Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, Denpasar dari hasil penelitian total potensi minyak jelantag dari rumah tangga dan UMKM per tahun dapat mencapai 204 ribu kilo liter per tahun untuk wilayah Jawa-Bali," ujarnya.

Lanjutnya, jika dilihat di level nasional, maka potensi ketersediaanya bisa mencapai 1,2 juta kiloliter per tahun, angka tersebut didapatkan dari timbunan minyak jelantah atas aktivitas menggoreng baik di sektor rumah tangga maupun unit usaha mikro.

Untuk sektor rumah tangga penyusutan atas minyak jelantah untuk dijadikan bahan baku biodiesel akan mencapai angka 40 persen, sedangkan untuk usaha mikro penyusutannya sekitar 30 persen. 

"Dari potensi tersebut, apabila kita ingin memproduksinya sebagai biodiesel, maka akan terdapat penyusutan sekitar 10 persen," ucapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: