Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Untuk Sarapan Saja Orang-orang Inggris Masih Kemahalan'

'Untuk Sarapan Saja Orang-orang Inggris Masih Kemahalan' Kredit Foto: Reuters/Jason Cairnduff
Warta Ekonomi, London -

Harga sekeranjang barang-barang yang digunakan untuk membuat sarapan tradisional Inggris telah melonjak menjadi lebih dari £35 ($43) karena kurangnya sayuran segar di supermarket-supermarket dan percepatan inflasi, Bloomberg melaporkan pada Kamis.

Menurut Indeks Sarapan Bulanan dari gerai tersebut, harga-harga dari barang-barang yang biasanya ada dalam menu sarapan pagi melonjak lebih dari 22% di bulan Februari dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun lalu.

Baca Juga: Murka Inflasi Makin Parah, Miliarder AS Minta Federal Reserve Mundur: Mereka Telah Mengacaukan Ini Sejak Awal!

Ini adalah bulan kedua berturut-turut dimana indeks, yang mengukur paket standar telur, susu, sosis, daging asap, roti, mentega, tomat, jamur, teh, dan kopi, meningkat lebih dari 20%.

Harga sepotong roti dan selusin telur di Inggris melonjak 33% dari tahun ke tahun, demikian angka-angka terbaru menunjukkan. Tomat naik 6,4% bulan lalu karena terlalu mahal untuk menanam sayuran di rumah kaca yang boros energi akibat tagihan listrik yang meroket. Beberapa supermarket bahkan mulai membatasi penjualan produk tertentu per orang, karena kekurangan pasokan.

"Rumah tangga terus tertekan oleh inflasi yang didorong oleh harga makanan dan tagihan rumah tangga," kata kepala eksekutif Konsorsium Ritel Inggris, Helen Dickinson, seraya menambahkan bahwa pound yang lebih lemah telah "membuat produk impor seperti sayuran dari Eropa menjadi lebih mahal."

Menurut Kantor Statistik Nasional Inggris (ONS), harga-harga di supermarket di seluruh negeri tumbuh dengan laju tercepat sejak setidaknya tahun 2005, sehingga memaksa keluarga-keluarga untuk beralih dari pasar menengah ke toko-toko diskon.

Inggris berada dalam cengkeraman inflasi terburuk dalam satu generasi. Harga-harga konsumen melonjak menjadi 10,4% bulan lalu --melebihi perkiraan konsensus 9,9% di antara para ekonom-- naik dari 10,1% di bulan Januari, memberikan tekanan lebih lanjut pada rumah tangga-rumah tangga yang kekurangan uang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: