Keamanan Siber di Tengah Tren Industri Bank Digital dalam Sektor Perbankan Indonesia
Isu terkait dengan rencana realisasi bank digital dari beberapa perusahaan di Indonesia telah menjadi suatu perhatian baru di dalam industri.
Hal ini selaras dengan perkembangan transformasi digital yang semakin pesat, termasuk juga pengaruh pergeseran perilaku dan tuntutan nasabah yang mendorong banyak organsiasi dan lembaga keuangan beralih ke digital sehingga layanan mereka tetap dapat selaras dengan kebutuhan masyarakat.
Namun demikian meskipun potensi realisasi bank digital di industri saat ini memiliki peluang yang besar terutama terkait dengan penyesuaian kebutuhan nasabah dan inovasi perusahaan untuk menawarkan nilai tambah, Regional Vice President Palo Alto Networks (PANW) ASEAN, Steven Scheurmann mengingatkan bahwa dari sisi keamanan siber, peluang ini juga datang bersama dengan kerentanan keamanan.
Baca Juga: Cisco: Hanya 39% Perusahaan di Indonesia yang Siap Menghadapi Ancaman Keamanan Siber
"Pada tahun 2022, Palo Alto Networks memperkirakan bahwa ekosistem API akan mengantarkan era baru penipuan dan eksploitasi digital, termasuk di sektor keuangan. Kami melihat bagaimana kebangkitan perbankan terbuka dan pertumbuhan fintech yang solid di kawasan Asia Pasifik, serta pemrograman yang beuruk yang dilakukan di tingkat API berdampak serius, karena API adalah perekat yang menyatukan sebagian besar aplikasi dan perangkat lunak digital. Tidak terkecuali layanan baru seperti Buy Now Pay Later (BNPL)," terang Steven dalam pernyataannya dikutip pada Selasa (28/3/2023).
Hal ini tentu perlu menjadi suatu perhatian mengingat masyarakat Indonesia kini memiliki ketergantungan yang terus meningkat terhadap layanan dan platform digital. Seperti pada penggunaan e-commerce dan juga perusahaan ekosistem digital di Indonesia yang ekosistemnya terus bertumbuh dan berkembang. Adapun penggunaan terhadap produk layanan keuangan digital seperti e-wallet dan layanan mobile/internet banking juga semakin banyak digunakan oleh masyarakat.
"Sebagai perusahaan keamanan siber, yang dapat kami amati adalah aspek dari bank-bank digital yang tersedia di pasar. Dari yang kami pahami adalah bahwa setiap perusahaan akan memiliki prioritasnya sendiri dalam hal penerapan langkah-langkah keamanan siber, sesuai dengan tujuan keamanan siber, model bisnis, dan kebutuhan pelanggannya," ujar Steven.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement