Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bukan Mengancam, Bos BI Sebut PDB Global Bisa Terjun Bebas Gegara Perubahan Iklim

Bukan Mengancam, Bos BI Sebut PDB Global Bisa Terjun Bebas Gegara Perubahan Iklim Kredit Foto: Bank Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dampak perubahan iklim bagi kehidupan dan perekonomian dunia telah di depan mata. Untuk memitigasi hal tersebut dibutuhkan peran nyata semua negara tidak hanya Indonesia saja.

Oleh sebab itu, perubahan iklim menjadi salah satu agenda penting dalam pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN 2023. Melalui pertemuan ini diharapkan semua negara ASEAN bersama-sama dapat segera mengambil langkah nyata dalam memitigasi dampak perubahan iklim.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengingatkan, dampak perubahan iklim harus segera diantisipasi. Pasalnya kondisi tersebut dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar terutama pada negara-negara ASEAN yang terancam pada perubahan iklim tersebut. Baca Juga: Mitigasi Perubahan Iklim, BI Ajak Bank Sentral ASEAN Ambil Bagian dalam Transisi Keuangan Hijau

Menurutnya, perubahan iklim bisa berdampak negatif terhadap ekonomi dan sosial jika tidak ditangani dengan tepat. Bahkan, kata Perry, ada potensi penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) global sebesar 11-14% jika kita tidak bisa menahan dan mengatasi perubahan iklim sejak dini. Untuk itu, agenda perubahan iklim harus dikedepankan untuk mengantisipasi hal itu.

"PDB global bisa lebih rendah 11% hingga 14% jika tidak mengantisipasinya. Kita dapat mengatasi perubahan iklim, kita mampu menanggung degradasi ini dan kita dapat mencegah penurunan PDB dunia 11% hingga 14%," ujar Perry dalam High Level Seminar ASEAN 2023 bertajuk Aligning Policies for Climate Transition, di Nusa Dua, Bali, Kamis (30/3/2023).

Lebih lanjut, Perry bilang perubahan iklim juga dapat menghilangkan 4% dari output ekonomi tahunan global pada pertengahan abad ini. Dan ini merupakan jumlah yang besar yang harus segera diantisipasi, karena bisa menimbulkan banyak dampak ekonomi, sosial, serta untuk ekonomi inklusif dan juga pertumbuhan ekonomi global.

Oleh sebab itu, Keketuaan Indonesia dalam ASEAN 2023 mengangkat tiga pilar strategis yakni pertama, Rebuilding Regional Growth, Connectivity, and New Competitiveness (recovery rebuilding). Kedua, Accelerating Inclusive Digital Economy Transformation and Participation (digital economy). Dan ketiga, Promoting Sustainability Economic Growth for a Resilient Future (sustainability).

“Ingat ketiga pilar itu, rebuilding-recovery, digital economy, dan transition to climate change. Ini sangat penting,” pungkasnya. Baca Juga: Gegara 3 Bank AS Kolaps, Bos BI Akui Banyak Investor Tahan Modalnya ke Negara Berkembang

Indonesia dalam Keketuaan ASEAN 2023 juga terus memajukan agenda tentang transisi iklim menuju ekonomi yang lebih hijau dan inklusif melalui tiga aspek. Pertama, kebijakan yang kuat dan kemauan politik dari pihak berwenang. Kedua, kerangka kerja yang jelas untuk transisi dan memajukan kerangka keuangan. Hal ini perlu kerangka kerja keuangan yang jelas untuk implementasi agenda transisi iklim.

Kemudian, yang ketiga yaitu mobilisasi keuangan atau modal. Aspek ini untuk menggerakkan agenda transisi dibutuhkan modal serta investasi baru yang lebih hijau, ramah lingkungan, dan proyek yang lebih inklusif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: