Ogah Berhadapan dengan Israel, Indonesia Pilih Bikin Acara Sendiri Gegara Dikucilkan
Kredit Foto: Instagram/State of Israel
Tak perlu waktu lama, presiden pertama itu akhirnya memutuskan Indonesia resmi keluar dari IOC. Setelahnya Sukarno mendirikan perhelatan tandingan bernama Games of The New Emerging Force (Ganefo).
George Modelski dalam The New Emerging Forces (1963) mencatat lima hari setelah Indonesia ditolak IOC, Sukarno mendeklarasikan Ganefo yang diselenggarakan pada November 1963.
Tercatat ada 12 negara yang berpartisipasi, antara lain Indonesia, Irak, Pakistan, Mali, Vietnam Utara, Mesir dan Suriah (Republik Arab Bersatu), Uni Soviet, Kamboja, Sri Lanka, dan Yugoslavia.
Mengutip Ganefo Sebagai Wahana dalam Mewujudkan Konsepsi Politik Luar Negeri Soekarno 1963-1967 (2013), alasan Sukarno membuat Ganefo sebetulnya didasari oleh rasa ketidakadilan. Bagi Sukarno, IOC sendiri tidak adil karena kerap mengucilkan China dan beberapa negara Arab.
Jadi, menurut Sukarno, rasanya aneh kalau IOC menganggap Indonesia memasukkan unsur politik dalam olahraga. Toh dia sendiri pun bersikap demikian.
Saat pelaksanaan Ganefo pada 10-22 November 1963 berjalan sukses. Mata dunia tersorot pada Indonesia dan Sukarno. Akibat keberhasilan ini membuat animo negara tertindas di Asia dan Afrika lain meningkat. Mereka segera mendaftar jadi bagian Ganefo.
Bahkan, tercatat Ganefo dilaksanakan dua kali, yakni di Kamboja pada 1966. Kesuksesan Ganefo yang dirintis Indonesia sebetulnya lebih dari sekedar balas dendam. Acara itu bertujuan untuk menunjukkan solidaritas dan kekuatan negara-negara tertindas. Bahwa mereka tidak bisa diatur oleh negara Barat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Advertisement