Gerak Cepat Respons KLB Polio Purwakarta, Atalia Kamil Tinjau Langsung Pelaksanaan Sub PIN Polio Serentak
Ketua Tim Penggerak Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil langsung meninjau pelaksanaan imunisasi polio di Posyandu Mawar 11, Kelurahan Nagri Kaler, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta.
Purwakarta merupakan daerah pertama ditemukannya cacat polio pada seorang anak di Kecamatan Manis. Atalia yang dalam peninjauan itu didampingi perwakilan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-anak (Unicef) mengapresiasi antusiasme masyarakat Purwakarta untuk mengikuti imunisasi polio.
Baca Juga: Ridwan Kamil Harap Industri Film Jabar Bisa Tiru Korea Selatan
Para orang tua beserta anaknya bahkan sudah memadati area Posyandu sejak pukul 07.00 WIB atau dua jam sebelum pelaksanaan imunisasi dimulai. Menurut Atalia, masyarakat Jabar sudah makin sadar bahaya penyakit polio dan pentingnya imunisasi untuk membentengi anak dari bahaya cacat fisik tersebut.
"Hari ini di Purwakarta saya bersama perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Unicef, dan WHO meninjau imunisasi polio. Luar biasa antusiasme masyarakat. Tak hanya di sini, tapi juga serentak di 27 kabupaten/kota di Jabar," kata Atalia pada kegiatan Sub Pekan Imunisasi Nasional Polio hari ini, Senin (3/4/2023) yang mulai digelar serentak di 27 kabupaten/kota di Jawa Barat hingga tanggal 15 April 2023 mendatang.
Sasaran Sub PIN Polio se-Jabar sebanyak 3.984.797 anak dengan usia 0 sampai 59 bulan. Imunisasi dilakukan di 1.101 Puskesmas dan 52.432 Posyandu dengan melibatkan 311.992 kader Posyandu. Sementara, metode yang digunakan dalam imunisasi ialah oral atau tetes.
Atalia mengungkapkan, untuk mengejar target hampir 4 juta anak itu pihaknya juga akan menerjunkan seluruh kader PKK, karang taruna, dan pihak lainnya agar bisa menjangkau masyarakat di perdesaan. "Kita tidak bisa sendirian, seluruh kader kita sertakan mulai kader Posyandu, PKK, karang taruna, semuanya kita libatkan untuk lebih menjangkau masyarakat," katanya.
Sosialisasi terhadap pentingnya imunisasi polio juga terus dilakukan. Atalia mengaku masih ada masyarakat yang menolak anaknya diberikan imunisasi akibat minimnya edukasi dan dikhawatirkan menerima informasi yang tidak benar.
"Harus banyak sosialisasi karena sampai hari ini masih saja ada penolakan, maka edukasi penting karena imunisasi polio bukan hanya untuk anaknya sendiri, tapi mencegah transmisi ke anak lainnya," jelasnya.
Gerak cepat Jawa Barat dalam merespons satu kasus KLB Polio di Purwakarta beberapa waktu lalu diapresiasi oleh Kementerian Kesehatan, WHO, maupun Unicef. Atalia menuturkan, pihaknya dengan cepat menemukan kasus lainnya sehingga penyebaran polio bisa langsung dicegah.
"Kami diapresiasi oleh Kemenkes dan berbagai pihak karena bisa menemukan kasus dengan cepat sehingga penyebaran bisa dicegah. Ketika satu kasus ditemukan, kita langsung deteksi penyebarannya," ujarnya.
Dari satu kasus polio di Purwakarta tersebut setelah dilakukan surveilans terdeteksi 30 anak dan 7 anak di antaranya positif polio. "Awalnya ditemukan KLB satu anak cacat polio kemudian dilakukan surveilans dan ternyata ditemukan dari 30 anak itu 7 anak di antaranya positif polio," ujarnya.
Atalia berharap masyarakat segera membawa anaknya ke fasilitas kesehatan terdekat karena polio hanya bisa dihindari dengan imunisasi.
"Metode oral tetes ini manis sehingga anak tidak takut, nyaman, rasanya pun enak. Mudah-mudahan bisa diikuti oleh semua anak karena polio hanya bisa kita hindari dengan imunisasi," ujarnya.
Baca Juga: Vaksinasi Polio 2023 di Jawa Barat Dilakukan dalam Dua Tahap
Adapun Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika, mengaku sempat kaget kasus polio pertama ditemukan di wilayahnya. Padahal, cakupan imunisasi setiap tahunnya selalu melebihi angka 80 persen.
"Kita juga kaget kasus pertamanya ditemukan di wilayah kami. Padahal, cakupan imunisasi kami sangat luas, ternyata tetap saja ada yang terlewat di Manis, maka kita cegah dengan imunisasi lengkap," ungkapnya.
Anne optimistis dengan PIN Polio kali ini Purwakarta akan kembali nol kasus polio dengan catatan seluruh masyarakat mendukung pelaksanaannya. Imunisasi polio di Purwakarta menyasar 78.077 anak tersebar di 17 kecamatan dan 183 desa/kelurahan. Kader Posyandu yang dilibatkan sebanyak 5.235 orang.
Anne mengatakan, pihaknya sudah membuat surat edaran kepada PAUD di seluruh Purwakarta agar meliburkan kegiatan dan mengharuskan muridnya mengikuti imunisasi.
"PAUD diliburkan melalui SE dari Dinas Pendidikan Purwakarta agar anak ke Posyandu. Imunisasi juga kita sebar di tempat keramaian seperti pasar, supermarket, dan titik lainnya. Upaya ini untuk mengejar target dan anak-anak kita selamat," jelasnya.
Seperti diwartakan sebelumnya, vaksinasi polio ini dilaksanakan dalam dua tahap. Pertama mulai 3-15 April dan dilanjutkan tahap kedua pada 15-27 Mei.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement