Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

NTP Maret Meningkat, Kementan Ungkap 3 Subsektor Pertanian Ini yang Jadi Kuncinya

NTP Maret Meningkat, Kementan Ungkap 3 Subsektor Pertanian Ini yang Jadi Kuncinya Kredit Foto: Antara/Arnas Padda
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sektor pertanian sejauh ini terus menjadi penyokong utama bagi kokohnya perekonomian Nasional. Terbaru, BPS merilis kenaikan nilai tukar petani atau NTP pada subsektor perkebunan, peternakan, maupun subsektor hortikultura.

Kenaikan tersebut utamanya ditopang dari komoditas perkebunan kelapa sawit, jagung, cabai rawit, dan juga kopi. Kesemua komoditas tersebut meningkat dan mampu mendongkrak pasokan ke pasar domestik maupun luar negeri.

Baca Juga: NTP Mengalami Kenaikan, Petani Dapat Berbahagia Saat Panen Raya Maret 2023

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengatakan bahwa NTP subsektor perkebunan pada bulan Maret 2023 berada pada posisi tertinggi, yaitu 129,47 atau naik 1,94 persen. Sementara, NTP subsektor hortikultura mencapai 113,16 atau naik 1,91 persen, serta peternakan 100,34 atau naik 0,58 persen.

"Komoditas yang dominan dalam kenaikan subsektor perkebunan adalah kelapa sawit, kopi, dan karet," ujar Pudji pada konferensi pers BPS, Senin(3/4/2023).

Diketahui bahwa pemerintah melalui Kementerian Pertanian menargetkan peningkatan ekspor produk perkebunan mencapai Rp100 triliun pada tahun 2023 ini. Untuk itu, pemerintah menyiapkan program kerja yang fokus pada pengembangan produk perkebunan melalui penguatan hilirisasi dan peranan industri baik skala kecil maupun besar.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri, mengatakan, tren kenaikan NTP merupakan bukti bahwa sektor pertanian tetap menjanjikan terutama melalui peningkatan daya saing komoditas, peluang pasar ekapor, dan dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Utamanya pada subsektor perkebunan, peternakan dan hortikultura, di mana ketiganya memiliki permintaan pasar domestik dan luar negeri yang cukup besar, selain masih terbuka pasar baru yang butuh suplai produk petani Indonesia.

"Harga yang baik dan pasar yang menjanjikan harus terus dimanfaatkan. Momentum ini sangat penting bagi para petani kita dan pelaku bisnis pertanian. Kesejahteraan mereka dapat meningkat dengan melakukan bisnis pertanian dan produksi pangan-pangan alternatif yang dibutuhkan dunia," jelasnya.

Sebagai catatan, Nilai Tukar Usaha Petani atau NTUP pada bulan Maret 2023 juga mengalami kenaikan. Data BPS menyebut NTUP di bulan tersebut mencapai 111,18 atau naik 0,40 persen apabila dibandingkan Februari 2023 (MtoM). Kenaikan terjadi karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,53 persen atau lebih tinggi dari kenaikan indeks biaya produksi dan penambahan barang modal yang hanya 0,12 persen.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Advertisement

Bagikan Artikel: