Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Transisi Energi Bukan Sekadar Turunkan Emisi Karbon

Transisi Energi Bukan Sekadar Turunkan Emisi Karbon Kredit Foto: Unsplash/Andreas Gücklhorn
Warta Ekonomi, Jakarta -

Transisi energi yang berkeadilan penting diterapkan dalam upaya menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) mencapai target 31,89 persen yang tertera dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC). 

Namun, saat ini pemahaman dan penerapan prinsip adil dalam proses transisi energi, melenceng dari pemahaman yang seharusnya. 

Direktur Eksekutif Yayasan PIKUL Indonesia Torry Kuswardono mengatakan, transisi energi saat ini adalah salah logika. Sebab transisi energi tetap menggunakan logika pertumbuhan ekonomi yang (tetap) mengandalkan eksploitasi.

Baca Juga: ASEAN Butuh US$29,4 Triliunan untuk Transisi Energi 100 Persen EBT

Menurutnya, langkah mitigasi krisis iklim dalam transisi energi, prosesnya harus berkeadilan dan menjamin terjadinya integrasi ekosistem, lingkungan, dan integritas sosial. 

Torry menilai transisi energi tidak hanya berpatokan pada target penurunan emisi semata. Tetapi harus mempertimbangkan siklus menyeluruh dari sektor energi dan dilakukan penilaian untuk melihat kemampuan adaptasi suatu daerah yang mengalami transisi energi dari berbagai faktor, serta bagaimana dampaknya. 

“Mitigasi energi yang tidak mempertimbangkan kemampuan adaptasi lingkungan ke depannya akan memunculkan masalah baru, misalnya dengan adanya kebijakan kendaraan listrik, perlu dilakukan asesmen, bagaimana dampak pertambangan nikel bagi masyarakat sekitarnya, jangan sampai ada pihak-pihak yang dirugikan dalam bertransisi dan berujung pada ketidakadilan,“ ujar Tory dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (4/4/2023). 

Tory mengatakan bahwa transisi energi yang berkeadilan yang didorong pemerintah, masih belum jelas di mana letak keadilannya. 

"Seperti apa prinsip-prinsip keadilan itu diterapkan? [Berkaca pada situasi saat ini], prinsip keadilan ini perlu didefinisikan ulang," ujarnya. 

Direktur Program Trend Asia Ahmad Ashov Birry mengatakan prinsip keadilan adalah hal yang paling fundamental pada transisi energi.

Dalam mendukung transisi energi yang adil dan berkelanjutan, ia menyebut bahwa Trend Asia menggaungkan nilai, prinsip, dan langkah strategis dari transisi energi yang adil dan berkelanjutan di Indonesia salah satunya adalah akuntabilitas, transparansi, dan partisipatif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: