Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masih Beranggapan Kebun Sawit Itu Driver Deforestasi Dunia? Coba Cek Faktanya!

Masih Beranggapan Kebun Sawit Itu Driver Deforestasi Dunia? Coba Cek Faktanya! Foto udara kendaraan melintas di areal perkebunan sawit milik salah satu perusahaan di Pangkalan Banteng, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Senin (7/11/2022). Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat luas areal lahan perkebunan sawit di Indonesia pada tahun 2022 yaitu mancapai 16,38 juta hektare (ha) yang dimana sebanyak 5 persen atau sekitar 800 ribu ha milik BUMN, 53 persen atau sekitar 8,64 juta ha milik swasta dan 42 persen sekitar 6,94 juta milik rakyat. | Kredit Foto: Antara/Makna Zaezar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Isu-isu lingkungan yang dikaitkan dengan perkebunan sawit masih seringkali berseliweran di media massa dan media sosial. Isu-isu tersebut juga yang sering kali digunakan pihak antisawit untuk di tingkat nasional maupun global dalam satu dekade terakhir. Perkebunan sawit sebagai penyebab deforestasi menjadi isu yang sering kali digunakan sebagai senjata untuk menghambat dan menjegal industri sawit nasional. Lantas, bagaimana faktanya? 

Berdasarkan Studi Fahmudin dan Gunarso (2019) dalam laporan PASPI yang mengkaji asal muasal perkebunan sawit Indonesia selama periode tahun 1990-2018 menunjukkan bahwa sebanyak 23% perkebunan sawit di Indonesia berasal dari lahan pertanian (agroforestry). Selain itu, lahan kebun sawit juga banyak yang berasal dari semak belukar dan padang rumput. 

Baca Juga: NTP Maret Meningkat Tajam, BPS: Kelapa Sawit, Kopi dan Karet Jadi Paling Dominan

Kawasan ex-logging yang banyak ditemukan di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi berubah menjadi lahan semak belukar yang tidak produktif dan kemudian dimanfaatkan oleh Pemerintah Orde Baru melalui program transmigrasi salah satunya menjadi perkebunan sawit. Bahkan studi lain yang dilakukan oleh Eric Meijaard yang dirangkum PASPI juga mengkonfirmasi fakta serupa yakni hilangnya hutan hujan tropis bukan akibat dari pembangunan perkebunan kelapa sawit.

Lalu pertanyaan lainnya, jika kebun sawit terus dikaitkan sebagai penyebab dari deforestasi, bagaimana dengan pemukiman, perkotaan, industri, pasar, mall, pertanian, dan peternakan yang juga merupakan hasil dari deforestasi? Mengapa selalu perkebunan sawit yang menjadi sorotan seolah-olah menjadi satu-satunya penyebab deforestasi.

“Pengembangan perkebunan kelapa sawit Indonesia bukan pemicu utama (driver) deforestasi, bahkan kebun sawit justru menghijaukan kembali ekologi, ekonomi, dan sosial masyarakat di wilayah yang rusak akibat logging pada masa sebelumnya,” catat PASPI. 

Baca Juga: ISPO & RSPO Harus Bersinergi, Kunci Teratasinya Persoalan Traceability dalam Industri Sawit

Tidak hanya itu, dengan tingkat produktivitas yang tinggi, perkebunan sawit dapat lebih menghemat penggunaan lahan jika dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya seperti kedelai dan rapeseed, sehingga dapat mencegah deforestasi global.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: