Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Memahami Genjutsu Israel, Jurus Negara Zionis yang Menghipnotis Umat Muslim

Memahami Genjutsu Israel, Jurus Negara Zionis yang Menghipnotis Umat Muslim Kredit Foto: Reuters/Ammar Awad

Karena ini ingin menanamkan orang Muslim tidak boleh mengurusi umat Muslim yang lain karena Yahudi akan tahu betul, karena ketika Muslim menjadi satu, umat Islam menjadi kuat dan menjadi akhir bagi kebiadaban Israel.

"Jangan bawa-bawa agama, mereka tuh adalah urusan politik, mereka adalah urusan perang, ini adalah perang antara Palestina dan Israel, ini adalah salah satu ilusi, genjutsunya lagi sehingga muncul pemikiran kita gak usah bela siapa pun, jadi ngapain kita bela orang lagi perang, padahal yang terjadi adalah pembantaian terhadap Palestina oleh Israel," terang sang ustaz.

Baca Juga: Setelah Penyerbuan Berhari-hari, Umat Islam dan Yahudi Ibadah Khusyuk di Masjid Al-Aqsa

"Israel kan adalah negara merdeka yang disetujui oleh PBB, orang gak belajar sejarah, gak belajar tentang seperti apa kejadian sebenarnya sehingga seolah-olah mereka bela Palestina dan Masjid Al-Aqsa sama dengan teroris, sementara membela Israel adalah membela negara yang sah," tambahnya.

Di media, kata Ustaz Felix sudah kita lihat sama-sama bahwa Israel secara aktif memberikan bayaran kepada para influencer dan buzzer termasuk mungkin yang sudah banyak diketahui orang.

"Ada yang banyak ngebacot, rusuh di sosial media, kenyataannya memang Israel akan ngebayarin untuk orang-orang itu, itu buktinya memang mereka dapat uang. Diundang khusus naik pesawat kelas satu, dikasih uang lagi untuk memberitakan kebaikan-kebaikan, 'gak ada masalah di sini, manusiawi ini', ini adalah propaganda aktif oleh sebuah negara," tukasnya.

Hasilnya, kata Ustaz Felix, dua miliar orang Muslim terkena ilusi yang kemudian mengkotak-kotakkan Islam di seluruh dunia.

"Selama kaum Muslim tidak dinaikkan level berpikirnya, akan sangat sulit membebaskan dan memberikan kontribusi terhadap Palestina," akunya.

"Kebebasan cara berpikir, pelajari, pahami untuk cara berpikir umat akan naik, maka tipuan-tipuan tidak akan bisa menyesatkan lagi sehingga logika salah akan hilang," pungkasnya.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: