PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) memastikan akan menerapkan berbagai strategi operasi dan bisnis untuk melanjutkan capaian kinerja positif perusahaan di tahun 2022.
Direktur Utama PHI, Chalid Said Salim mengatakan, strategi yang akan dijalankan pada tahun 2023 antara lain terkait optimasi portofolio dalam kegiatan eksplorasi, pengembangan, optimasi produksi, sinergi operasi, serta peningkatan keandalan fasilitas produksi di wilayah kerja perusahaan di Kalimantan.
Ia mengatakan, guna menghadapi tantangan lapangan migas yang sudah mature, perusahaan menerapkan strategi kegiatan ekplorasi yang agresif untuk mencari sumber daya baru, optimasi baseline dan pengembangan untuk meningkatkan produksi, peningkatan sinergi dan pengadaan bersama dengan entitas Pertamina Grup, serta evaluasi dan optimasi terhadap aset portofolio.
Baca Juga: Belajar dari Kasus Balongan dan Dumai, Pertamina Identifikasi Lima Penyebab Insiden
“Tahun 2023 ini, target produksi PHI ditetapkan sebesar 63,4 MBOPD untuk minyak dan 668,5 MMSCFD gas diikuti target pengeboran sebanyak 198 sumur pengembangan, lima sumur eksplorasi serta 337 workover. Target ini sejalan dengan strategi yang sudah ditetapkan,” ujar Chalid dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (13/4/2023).
Chalid mengatakan, hingga triwulan pertama 2023, PHI berhasil mencapai produksi minyak sebesar 60,2 MBOEPD dan gas sebesar 764,7 MMSCFD.
Pencapaian tersebut menunjukan peningkatan produksi sebesar 4 persen untuk produksi minyak dan 14 persen untuk produksi gas berbanding tahun 2022. Peningkatan produksi gas yang signifikan berperan penting untuk menjaga pasokan gas di Kalimantan Timur kepada PLN, Jargas, petrokimia, pupuk, dan LNG.
Chalid menyebut bahwa perusahaan juga berhasil melakukan pengeboran 44 sumur eksploitasi stsu pengembangan. Melalui PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), perusahaan telah melakukan tajak pengeboran sumur eksplorasi Polaris D-1X pada 20 Maret 2023.
"Sumur ini merupakan pintu masuk (play opener) untuk area di wilayah kerja PHSS dan memiliki target reservoir yang lebih dalam dibandingkan reservoir-reservoir di lapangan yang telah berproduksi di sekitar wilayah tersebut. Untuk kegiatan seismik, perusahaan melakukan survei Seismik Laut 3D Pertama di Perairan Kalimantan Utara hingga Mei 2023 melalui PT Pertamina Hulu Energi Lepas Pantai Bunyu (PHE LPB)," ujarnya.
Lanjutnya, kegiatan seismik ini diharapakan dapat digunakan untuk verifikasi dan pencarian cadangan sumber daya migas baru sehingga mampu berkontribusi dalam pencapaian target produksi minyak 1 juta barel di 2030.
Selain itu, menurut Chalid, perusahaan juga mendorong digitalisasi tepat guna untuk meningkatkan kolaborasi, bisnis, dan inovasi serta melakukan efisiensi dan optimalisasi biaya di seluruh siklus bisnis perusahaan sehingga menghasilkan penghematan biaya dan kinerja operasi yang unggul.
"Upaya efisiensi dan optimalisasi biaya selama tahun 2022 yang dilakukan perusahaan berhasil menghasilkan penghematan melebihi target, yaitu mencapai US$66,5 juta atau lebih dari Rp950 miliar yang diperoleh dari 20 inisiatif program dalam kategori Cost Saving, Cost Avoidance, dan Revenue Growth,” jelasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement