Ujungnya Dibalas Heru Budi, Sikap Gengsian Anies Baswedan Disoroti: Seharusnya, Jangan Dikasih Kesempatan
Basri juga mencontohkan sikap gengsi lainnya bahkan terjadi pada sekadar pemilihan istilah. Yakni diksi normalisasi dan naturalisasi sungai dalam menghadapi banjir. Ahok menggunakan istilah normalisasi, sementara Anies menggantinya dengan istilah naturalisasi.
"Urusan normalisasi sama naturalisasi saja ribut ya kan. Urusan istilah saja, harusnya enggak usah gitu-gitu amat, akhirnya kan sekarang sama juga antara Pak Heru sama Pak itu (Ahok) kan. Sekarang yang berbau Anies juga hilang," tutur dia.
Baca Juga: SMRC: Ganjar Pranowo Menguat, Prabowo Subianto Melemah, Anies Baswedan Stagnan!
Pandangan Basri juga sama mengenai fasilitas lainnya yang tengah disorot, di antaranya revitalisasi Monas. Pj Heru rencananya pada pertengahan 2023 melakukan penghijauan atau penanaman sebanyak 300 pohon di Monas.
Diketahui, pada era Anies juga dilakukan proses revitalisasi Monas, tetapi sempat menimbulkan polemik di publik karena ada sekitar 190 pohon di Monas sisi selatan yang ditebang.
"Gini, jangan korbankan masyarakat dan dana rakyat demi arogansi dan gengsi pemimpin, intinya itu. Kalau itu dilakukan yang pasti bahwa pemimpin itu tidak pro rakyat, hanya mementingkan diri dan gengsinya," tutur dia saat menanggapi ihwal revitalisasi Monas.
Akibatnya, Basri melanjutkan, program-program yang tidak berkelanjutan berdampak terhadap tidak maksimalnya pembangunan bagi publik. Lebih gamblang, secara politis, Basri menekankan agar masyarakat nantinya memilih pemimpin Jakarta atau gubernur definitif yang tidak mengedepankan gengsi dan arogansi.
Baca Juga: Survei SMRC Sebut Elektabilitas Ganjar Pranowo Buat Keok Anies Baswedan Hingga Prabowo
"Yang begini masyarakat biar meleklah, seharusnya jangan dikasih kesempatan pemimpin yang mengedepankan arogansinya," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement