Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Good Bye Taiwan! Gara-Gara Hal Ini Berkshire dan Warren Buffett Tarik Investasi Besar!

Good Bye Taiwan! Gara-Gara Hal Ini Berkshire dan Warren Buffett Tarik Investasi Besar! Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Miliarder investor dunia, Warren Buffett mengungkap bahwa ketegangan geopolitik di Taiwan adalah pertimbangan terbesarnya dalam keputusan untuk menjual sebagian besar saham Berkshire Hathaway di raksasa chip global TSMC yang berbasis di negara tersebut.

"Oracle of Omaha" yang berusia 92 tahun itu menjelaskan hal tersebut dalam panggilan investasi dalam wawancara hari Selasa dengan kantor berita Jepang Nikkei. Dia mengatakan bahwa TSMC adalah perusahaan yang dikelola dengan baik tetapi Berkshire memiliki tempat yang lebih baik" untuk menyebarkan modalnya.

Mengutip CNN Business di Jakarta, Senin (17/4/23) pada bulan Februari, Berkshire Hathaway mengungkapkan bahwa mereka telah menjual 86% sahamnya di TSMC yang dibeli seharga USD4,1 miliar (Rp60 triliun) beberapa bulan sebelumnya.

Baca Juga: Penggemar Bitcoin Bersiap untuk Kecewa, Kritikan Pedas Kembali Datang dari Warren Buffett: Bitcoin Adalah Token Judi!

Penjualan cepat dianggap tidak biasa karena miliarder itu dikenal suka bertaruh jangka panjang. Ukuran pembelian menunjukkan bahwa pembelian awal kemungkinan besar dilakukan secara pribadi oleh Buffett sendiri, bukan oleh salah satu manajer portofolionya, lapor Reuters.

TSMC dianggap sebagai harta nasional di Taiwan dan memasok semikonduktor ke raksasa teknologi termasuk Apple dan Qualcomm. Perusahaan ini memproduksi semikonduktor tercanggih di dunia secara massal, komponen yang sangat penting untuk kelancaran segala sesuatu mulai dari telepon pintar hingga mesin cuci.

Perusahaan ini dianggap sangat berharga bagi ekonomi global, juga bagi China yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri meskipun tidak pernah menguasainya.

Kehadiran TSMC dipandang memberikan insentif yang kuat kepada Barat untuk mempertahankan Taiwan dari segala upaya China untuk merebutnya dengan paksa. Minggu ini, ketegangan melonjak di Selat Taiwan setelah China mensimulasikan serangan presisi bersama di pulau itu selama serangkaian latihan militer.

Beijing meluncurkan latihan pada hari Sabtu, sehari setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen kembali dari kunjungan 10 hari ke Amerika Tengah dan Amerika Serikat di mana dia bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy.

Pejabat China menggambarkan latihan itu sebagai peringatan serius terhadap kolusi pasukan separatis Taiwan dengan kekuatan eksternal, dan langkah yang diperlukan untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas wilayah.

Beijing melakukan latihan militer skala besar serupa di sekitar Taiwan Agustus lalu, setelah Ketua DPR AS saat itu Nancy Pelosi mengunjungi pulau itu. Taiwan dan China telah diperintah secara terpisah sejak berakhirnya perang saudara lebih dari tujuh dekade lalu, di mana kaum Nasionalis yang kalah melarikan diri ke Taipei.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: