Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ditunjuk sebagai Capres 2024, Ganjar Hanya Petugas Partai Ingat Siapa Bosnya!

Ditunjuk sebagai Capres 2024, Ganjar Hanya Petugas Partai Ingat Siapa Bosnya! Kredit Foto: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dua hari yang lalu, Jum’at (21/4/2023), Megawati Soekarnoputri resmi mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

Keputusan PDIP memilih Ganjar Pranowo tentu bukan hal yang tiba-tiba dan tanpa alasan. Padahal, sebelumnya sempat muncul nama Puan Maharani (putri kandung ketua umum PDIP, Megawati) yang digadang-gadang akan diusung sebagai capres dari PDIP,

Rekam jejak politik sebagai Kepala Daerah Jawa Tengah dan selalu menduduki posisi 3 besar dalam setiap survei sangat mempengaruhi popularitas dan elektabilitas Ganjar Pranowo serta menjadi alasan paling realistis ketimbang mencalonkan Puan Maharani.

Namun, yang menarik untuk kita lihat adalah sosok dan aktor politik di balik Ganjar Pranowo. Sama halnya saat Jokowi dicalonkan sebagai presiden oleh PDIP, Megawati dengan terangan-terangan menyebut Jokowi sebagai petugas partai.

Begitu juga dengan Ganjar Pranowo, dalam sambutannya Megawati menyampaikan bahwa Gubernur Jawa  Tengah itu adalah kader dan petugas partai yang ditingkatkan penugasannya sebagai sebagai capres dari PDIP.

Menanggapi hal itu, pengamat sekaligus akademisi  Ariel Heryanto turut mengomentari pencalonan Ganjar Pranowo dan pernyataan Ketua Umum PDIP itu melalui akun twitter @ariel_heryanto. Remember, who is the boss (Ingat, siapa bosnya),” tulis Ariel.

Guru Besar di Monash University itu menambahkan, “apa yang dapat diharapkan dari calon presiden yang populer di ruang publik, tapi tidak paling berkuasa di lingkungan elit negara?

Ia akan kikuk di istana yang terkepung aneka kekuatan. Jika tak ingin digulingkan seperti Gus Dur, ia harus melayani kepentingan berbagai pihak itu,” katanya.

Sosok Megawati dinilai masih memiliki pengaruh dan ‘power’ dalam percaturan politik dan arah kebijakan Indonesia. Sehingga siapa pun yang diusung PDIP dan Megawati, tentu tidak akan bisa lepas dari kepentingan dan kendalinya.

Dalam pandangan Ariel Heryanto, Indonesia mempunyai banyak orang hebat. Namun masalahnya, kehebatan mereka tidak didukung sistem politik yang ada. Itu sebabnya, menurut Ariel debat tentang individu calon jadi mubazir.

“Lebih mendesak perbaikan sistem, sehingga mereka yang hebat, baik dan jujur bisa bekerja lancar dan maksimal,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Advertisement

Bagikan Artikel: