Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Koalisi Besar Bakal Dipimpin PDIP, KIB Fix Pecah Jika Golkar Merapat ke Gerindra-PKB

Koalisi Besar Bakal Dipimpin PDIP, KIB Fix Pecah Jika Golkar Merapat ke Gerindra-PKB Logo PDIP | Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Arah politik selepas PDIP mencapreskan Ganjar Pranowo menunjukkan koalisi besar bakal terbentuk. Bedanya PDIP yang memimpin koalisi besar, sementara Golkar merapat dengan Gerindra-PKB.

Pengamat politik Ujang Komarudin meyakini dukungan PPP terhadap Ganjar bakal diikuti PAN. Sedangkan Golkar selaku mitra kedua partai tersebut dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bakal gabung dengan Gerindra mengusung Prabowo Subianto.

“Apakah PDIP nantinya memimpin koalisi besar? Kelihatannya iya. Nanti PAN akan menyusul ikut mengusung Ganjar,” kata Ujang di Jakarta, Jumat (28/4/2023).

Baca Juga: Geger! Rocky Gerung Sebut Ada Oposisi Ganjar Pranowo di Internal PDIP: Mereka Makin Besar karena Ganjar Dianggap...

Koalisi besar dijajaki KIB dengan koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) gabungan Gerindra-PKB, namun hingga kini kedua koalisi partai-partai pendukung pemerintah belum melebur. Belakangan PDIP mendeklarasikan Ganjar yang turut mengundang dukungan dari parpol-parpol lain.

Ujang menganggap skenario koalisi besar tetap berjalan, dengan PDIP menjadi magnetnya. Sedangkan Golkar potensi gabung Gerindra-PKB dengan harapan sang ketum, Airlangga Hartarto, ikut maju mendampingi Prabowo Subianto.

Dengan begitu, Pilpres 2024 bakal diikuti tiga paslon, termasuk Anies Baswedan yang dicalonkan dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP). 

“Langkah-langkah politik ini sudah terbaca, dan tidak aneh lagi,” ujar Ujang.

Menurutnya koalisi gemuk bisa memenangkan kontestasi bukan hanya didukung strategi yang tepat, tetapi memiliki paket capres-cawapres yang komplit. Punya elektabilitas tinggi dan bisa saling menutupi kelemahan.

Hal yang sama juga berlaku dalam koalisi ramping. Artinya postur koalisi bukan jaminan memenangi kontestasi selama figur yang diusung tidak layak jual. Apalagi merapatnya banyak parpol lebih didorong faktor pragmatis berharap pada efek ekor jas.

“Dalam pemilu serentak, kalau mereka tidak punya efek ekor jas, maka harus berjuang masing-masing melalui calegnya,” kata Ujang.

Secara terpisah, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan dukungan terhadap Ganjar oleh parpol lain bakal terus berdatangang. Khususnya pada pertengahan Mei 2023 selepas seluruh parpol selesai mendaftarkan caleg.

“Nanti akan ada partai politik lain yang akan bergabung,” katanya.

Ketika disinggung apakah nantinya pendukung Ganjar bakal tergabung dalam koalisi besar, Hasto pun menanggapi diplomatis. 

Dia menganggap tantangan ke depan bakal tidak mudah maka kemungkinan terbaik dalam memenangkan kontestasi bakal ditempuh.

PDIP sementara ini mengkoordinir relawan-relawan pendukung Ganjar sambil berkomunikasi dengan parpol-parpol yang sudah menyampaikan dukungan. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Sabrina Mulia Rhamadanty

Advertisement

Bagikan Artikel: