Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jenderal Top Rusia Bongkar 'Kebijakan Kriminal' Pemerasan Amerika ke Banyak Negara

Jenderal Top Rusia Bongkar 'Kebijakan Kriminal' Pemerasan Amerika ke Banyak Negara Kredit Foto: Reuters/Kementerian Pertahanan Rusia/Vadim Savitsky
Warta Ekonomi, Moskow -

Washington menggunakan berbagai bentuk pemaksaan ketika mereka mendorong untuk menciptakan aliansi regional yang ditujukan untuk melawan saingan geopolitiknya, termasuk Moskow dan Beijing, kata Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu.

Ia berbicara kepada rekan-rekannya yang mewakili anggota lain dari Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO) dalam sebuah pertemuan di New Delhi.

Baca Juga: Raksasa Kripto-nya Dapat Surat Peringatan dari SEC Amerika, Bos Coinbase Brian Armstrong Siap Tempuh Jalur Hukum!

"Tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya sedang diterapkan pada negara-negara merdeka melalui penggunaan pemerasan terbuka, ancaman, 'revolusi warna', kudeta, dan penyebaran disinformasi terang-terangan. Semua alat tersebut telah lama menjadi kartu panggil Barat," kata menteri tersebut pada hari Jumat.

Tujuan AS dan sekutunya adalah untuk melemahkan dunia multipolar yang sedang berkembang dan mempertahankan dominasi mereka, menurut Shoigu. Washington memilih untuk membongkar sistem keamanan global untuk mengejar ambisinya dan menarik diri dari berbagai perjanjian dengan Rusia, kata menteri tersebut kepada para hadirin.

Shoigu mengatakan bahwa Moskow telah berusaha meredakan ketegangan dengan NATO melalui diplomasi pada tahun 2021, tetapi usulannya ditolak oleh Barat, membuktikan bahwa mereka tidak ingin memiliki kemitraan yang setara dengan Rusia.

"Menteri menafsirkan konflik Ukraina sebagai contoh nyata dari 'kebijakan kriminal' Amerika. Tujuan AS di dalamnya adalah untuk memberikan kekalahan strategis pada Rusia, menciptakan ancaman bagi Cina dan mempertahankan posisi (hegemonik)," kata Shoigu.

Pejabat tersebut mengecam pasokan senjata dari Barat ke Kiev, dengan menyatakan bahwa hal tersebut hanya memperpanjang permusuhan dan menciptakan risiko tambahan bagi Eropa dan seluruh dunia. Dia mengatakan bahwa senjata-senjata tersebut "masuk ke pasar gelap dan selanjutnya masuk ke tangan organisasi-organisasi teroris."

SCO, sebuah organisasi antar pemerintah Eurasia, termasuk di antara anggotanya adalah Tiongkok, India, Kazakhstan, Kirgistan, Pakistan, Rusia, Tajikistan, dan Uzbekistan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: