- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Banyak Perkebunan Terapkan Replanting, Austindo Nusantara Jaya Cetak Kenaikan Produksi TBS Hingga 189.662 MT
Pada triwulan pertama tahun 2023, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJ) mencatatkan kenaikan produksi Tandan Buah Segar (TBS) sebesar 8,7% menjadi 189.662 MT. Berdasarkan keterangan pers yang dirilis secara resmi, diketahui bahwa peningkatan itu disebabkan oleh banyaknya perkebunan, terutama yang berada di Pulau Belitung, kawasan Sumatera Utara I, Sumatera II, dan Kalimantan Barat, yang melakukan replanting atau penanaman kembali.
Kendati demikian, produksi dan penjualan Crude Palm Oil (CPO) terpantau mengalami pengikisan. Merujuk dari sumber yang sama, dikabarkan bahwa produksi CPO terpangkas 0,6% menjadi 60.051 MT sehingga penjualannya pun menurun 3,3% menjadi 58.103 MT. Selain itu, produksi Palm Kernel (PK) juga menyusut 2,5% menjadi 11.517 MT.
Baca Juga: Penjualan CPO Austindo Menurun di Kuartal I-2023
Direktur Keuangan ANJ, Nopri Pitoy, menjelaskan bahwa penurunan produksi CPO dan PK dipicu oleh adanya penurunan pembelian buah luar di salah satu perkebunan sebagai akibat dari dibatasinya akses jalan pada ukuran truk pengantar. Sementara itu, perkebunan ANJ di bagian Papua Barat Daya juga tidak bisa memproduksi CPO dan PK sebanyak sebelumnya karena tingginya intensitas hujan selama tahun 2022.
“ANJ menjalankan strategi keseimbangan usia tanaman melalui program replanting agar dapat meningkatkan produktivitas dalam jangka panjang dan menjaga pertumbuhan di masa depan. Peningkatan produksi ini sudah mulai terlihat di kebun-kebun kami yang menjalankan program replanting,” ungkap Nopri.
Baca Juga: Waduh! Senin Kedua April 2023 Harga CPO Tercatat Turun Nih, Kenapa?
Kabar baiknya, di tengah program penanaman kembali yang cukup massal, perkebunan di Pulau Belitung mampu memproduksi TBS sebesar 54.070 MT alias melonjak 26,3%. Perkebunan di kawasan Sumatera Utara I yang telah memulai program replanting sejak 2018 juga tercatat sudah memproduksi TBS sebanyak 29.911 MT alias menanjak 5%.
Baca Juga: Efek Bangkrutnya Silicon Valley Bank Hingga Kuatnya Ringgit Malaysia, Harga CPO Merah Merona
Sebagai informasi tambahan, sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, ANJ mengalami kerugian sebesar US$3,9 juta. Perusahaan tersebut turut melaporkan adanya penyusutan perolehan pendapatan dan EBITDA yang disebabkan oleh menukiknya harga jual rata-rata CPO dan PK hingga 27,5% dan penurunan harga minyak nabati lain yang dipicu kekhawatiran akan adanya resesi global.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella
Tag Terkait:
Advertisement