Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Patut Dipuji, Bom Cerdas JDAM Ciptaan Amerika Sukses Dijegal Militer Rusia

Patut Dipuji, Bom Cerdas JDAM Ciptaan Amerika Sukses Dijegal Militer Rusia Kredit Foto: US Air Force/Master Sgt. Donald R. Allen
Warta Ekonomi, Moskow -

Pertahanan udara Rusia mencegat untuk pertama kalinya sebuah bom berpemandu presisi JDAM buatan Amerika Serikat yang ditembakkan oleh Ukraina, kata juru bicara kementerian pertahanan Igor Konashenkov pada Rabu (3/5/2023).

"Selama periode 24 jam terakhir, kemampuan pertahanan udara mencegat empat roket HIMARS dan sebuah bom udara pintar JDAM buatan AS," katanya seperti dilansir kantor berita negara TASS.

Baca Juga: Lihat Serangan Drone Rusia di Ibu Kota Ukraina saat Pagi Buta Bikin Merinding!

Yan Gagin, yang menjabat sebagai penasihat pemerintah yang didirikan Rusia di bagian yang diduduki di wilayah Donetsk, Ukraina timur, mengatakan bahwa militer Ukraina telah menggunakan bom berpemandu JDAM buatan AS di daerah Kurdyumivka, sebuah desa di sebelah selatan kota Bakhmut yang menjadi sasaran pasukan Rusia dalam serangan musim dingin yang besar.

Joint Direct Attack Munitions atau JDAM adalah senjata udara-ke-permukaan yang dipandu berbiaya rendah, yang menggunakan sistem navigasi inersia yang dibantu oleh sistem pemosisian global untuk memandu hulu ledak seberat 2.000 atau 1.000 pound ke target dengan tingkat akurasi yang tinggi, demikian menurut Departemen Pertahanan AS.

"Pada dasarnya, JDAM adalah kit ekor pemandu yang mengubah bom jatuh bebas tanpa pemandu yang sudah ada menjadi amunisi 'pintar' yang akurat dan tahan terhadap cuaca buruk," demikian menurut Angkatan Udara AS.

Kit jarak tempuh yang diperpanjang (JDAM-ER) melipatgandakan jarak tempuh dari 24 km menjadi sekitar 72 km.

Komandan Angkatan Udara AS untuk Eropa dan Angkatan Udara Afrika, James Hecker, mengkonfirmasi pada bulan Maret bahwa AS telah mengirimkan bom berpemandu presisi JDAM-ER ke Ukraina sebagai bagian dari paket bantuan militer senilai hampir 2 miliar dolar AS yang diumumkan Washington pada akhir Desember lalu, yang hanya menyebutkan "amunisi udara yang presisi" tanpa memberikan rinciannya.

Moskow telah berulang kali memperingatkan akan adanya "eskalasi serius" pada konflik jika AS memasok Ukraina dengan kemampuan senjata udara jarak jauh.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam pada Juni lalu bahwa jika Washington mempersenjatai Kyiv dengan sistem dan amunisi senjata udara seperti itu, Moskow akan "menyerang target-target yang belum pernah kami serang," tanpa menyebutkan target-target yang ia maksud.

Namun, sejak awal invasi pada Februari 2022, AS terus meningkatkan kemampuan tempur Ukraina untuk melawan serangan Rusia melalui peralatan dan pasokan militer senilai miliaran dolar. Ini termasuk artileri roket jarak jauh di samping berbagai sistem persenjataan dan kendaraan tempur.

Bantuan militer ini "telah membuat perbedaan yang jelas dan langsung di medan perang" di Ukraina, kata Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin bulan lalu.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: