Erdogan ke Lawan Politik Turkinya: Orang-orang Oposisi Itu Gay
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuduh saingan politiknya, Kemal Kilicdaroglu, sebagai seorang "LGBT", menjelang pemilihan umum minggu depan.
Pemerintah Erdogan memandang ideologi LGBT sebagai "agama" Amerika Serikat dan Eropa, yang tidak sesuai dengan moral Turki.
Baca Juga: Temukan Ladang Minyak 10.000 Barel per Hari, Erdogan: Bukan Lagi Impor, Turki Pengekspor Energi
"Kami tahu bahwa Tuan Kemal adalah seorang LGBT," kata Erdogan dalam sebuah rapat umum di kota Giresun pada Kamis (4/5/2023)
"CHP adalah LGBT, partai IYI adalah LGBT, HDP adalah LGBT," lanjutnya, sambil menyebutkan faksi-faksi politik dalam blok Aliansi Nasional Kilicdaroglu yang beranggotakan enam partai.
"Sebagai Aliansi Rakyat, kami menentang hal ini," tegasnya, merujuk pada blok politiknya sendiri.
"Keluarga adalah hal yang sakral bagi kami. Keluarga yang kuat berarti bangsa yang kuat. Tidak peduli apa yang mereka lakukan, Tuhan sudah cukup bagi kita," imbuhnya.
Erdogan telah menuduh Kilicdaroglu dan sekutunya sebagai pro-LGBT sebelumnya, dan menyampaikan pidato yang hampir sama pada sebuah rapat umum di kota Rize pada hari Rabu.
Kilicdaroglu bukanlah pendukung hak-hak kaum gay yang lantang, namun ia telah berjanji untuk mengembalikan Konvensi Istanbul jika terpilih.
Ditandatangani oleh 45 negara ditambah Uni Eropa pada tahun 2011, konvensi ini bertujuan untuk memperkuat hukuman hukum atas kekerasan terhadap perempuan, tetapi Turki menarik diri pada tahun 2021, dengan menyatakan bahwa konvensi tersebut telah "dibajak oleh sekelompok orang yang berusaha menormalkan homoseksualitas."
Hal ini kemungkinan besar merujuk pada daftar perempuan transgender, yang secara biologis adalah laki-laki, sebagai perempuan.
"Mereka mencoba untuk ... mengubah gender seluruh masyarakat kita dengan nama LGBT," ujar Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu mengenai Kilicdaroglu dan para sekutunya pada bulan Februari.
"Jika Kilicdaroglu ingin mengubah jenis kelamin dirinya dan rekan-rekannya, biarkan dia melakukannya," lanjut Soylu.
"Keluarga penting bagi kami, wanita penting bagi kami, pria penting bagi kami," tuturnya.
Dalam sebuah wawancara radio bulan lalu, Soylu menyatakan bahwa sebutan "LGBTQ" mencakup pernikahan antara hewan dan manusia. Dia melanjutkan dengan menggambarkan ideologi LGBT sebagai sebuah "agama", dan para aktivis LGBT "sepenuhnya berada di bawah kendali Amerika dan Eropa."
Kilicdaroglu sebagian besar menghindari serangan pribadi terhadap Erdogan dan Soylu, dan lebih sering menggunakan retorika pro-Barat dalam pidatonya.
Mantan pegawai negeri berusia 74 tahun ini telah berjanji untuk segera memulai kembali pembicaraan aksesi Uni Eropa jika terpilih, dan untuk mengimplementasikan reformasi yang dituntut oleh Brussels.
Jajak pendapat saat ini menunjukkan Erdogan dan Kilicdaroglu berada dalam posisi imbang secara statistik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait:
Advertisement