Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kiat SUN Terra Permudah Masyarakat Miliki PLTS Atap

Kiat SUN Terra Permudah Masyarakat Miliki PLTS Atap Kredit Foto: Djati Waluyo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kiat pemerintah guna mencapai transisi energi dalam upaya mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 perlu mendapatkan dukungan semua pihak untuk menggapai hal tersebut. 

Namun, isu transisi energi yang dilaksanakan dalam rangka menjaga agar kenaikan suhu muka bumi tidak lebih dari 1,5 persen menjadi suatu yang dapat dikatakan masih jarang dipahami oleh masyarakat Indonesia.

Selain itu, harga dari pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) masih dirasa mahal bagi kalangan masyarakat untuk saat ini.

Baca Juga: PLN Sebut PLTS Pulau Messah Akan Jadi Sumber Energi Bersih di Sekitar Lokasi KTT ASEAN

Guna mendapatkan jawaban atas tantangan tersebut, Warta Ekonomi berkesempatan melakukan wawancara dengan Chief Executive Officer (CEO) SUN Terra Fanda Soesilo, Selasa (9/5/2023). SUNTerra merupakan  perusahaan yang bergerak di bidang instalasi dan perawatan PLTS Atap.

Apa yang dilakukan oleh SUNTerra untuk dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan pemasangan PLTS Atap?

SUN Terra sejak tahun 2021 sebenarnya sudah banyak sekali menawarkan ke masyarakat mengenai PLTS atap untuk residensial. Biasanya untuk rumah (membutuhkan) antara 1.000 (unit) dan yang paling tinggi 5.000 dan yang paling banyak sekali di 2.000 dan 4.000. Kami melihat bahwa masyarakat ternyata sebenarnya sudah ingin membeli PLTS-nya senfiri.

Padahal kalau kami lihat semakin kecil PLTS, ongkos atau biayanya lumayan atau dianggap lebih tinggi watt power-nya dibandingkan dengan pabrik-pabrik besar, yang per watt panelnya berharga lebih murah daripada yang kecil, karena semuanya seperti instalasi hampir sama untuk yang kapasitas besar, tapi kapasitas kecil susah karena pemasangan sama dan biayanya bisa lebih tinggi.

Akhirnya kami berfikir, kalau seperti ini akan menyusahkan masyarakat. Padahal mereka sadar mengenai green energy atau mereka ini semangat melihatnya, tapi untuk cash cukup besar.

Lalu, kami berfikir bagaimana kami bisa membuat produk, di mana masyarakat dengan mudah menerima dan merasa tidak terbebani. Maka, kami inovasikan dengan kata-kata yang namanya subcribe atau berlangganan, seperti berlanganan internet.

Apa keuntungan yang akan didapatkan oleh pelanggan?

Masyarakat tidak perlu tahu dan bagaimana caranya dia tiap bulan membayar, tapi dia menikmati PLTS atap, lalu dia mendapatkan penghematan dari tagihan listrik.

Kalau kompleks, mereka menghitungnya bingung. Sekarang, dengan model tanpa investasi, tidak perlu melakukan investasi apa pun karena kalau beli secara tunai bisa Rp40-Rp50 juta.

Apakah perlu investasi di awal untuk melakukan pemasangan PLTS atap?

Ini tidak perlu karena investasinya tidak ada sama sekali, tinggal bayar bulanan saja, yang paling kecil bulanan bayar Rp200 ribu-an. Itu mungkin bisa menabung berapa. Dengan demikian, masyarakat lebih mudah untuk menerima.

Apakah ada kemungkinan masyararakat yang berlangganan memiliki produk itu?

Boleh, jadi pada waktu berlangganan, mereka merasa sudah memiliki tabungan banyak, saya ingin beli saja untuk dimiliki. Nanti tinggal hubungi SUN Terra dan akan diberi tahu kalau beli sekarang, kami akan transfer ownership, bayarnya segini. Itu konsepnya buyback atau beli balik oleh pemilik rumah.

Ada potongan juga selama dia menyewa?

Betul, langsung ada potonganya seperti itu.

Batas waktu penyewaanya?

Enggak ada. Sebenarnya berlangganan bisa sampai 25 tahun juga boleh. 

Perawatan PLTS-nya bagaimana? 

Perawatan sudah termasuk dari kami. Setiap tahun kami pasti melakukan perawatan dua kali. Kadang akan ada debu atau kotoran, yang mungkin bisa mempengaruhi performa dari solar panel, dan tim kami akan datang satu tahun dua kali untuk melakukan pembersihan. Itu sudah termasuk dalam biaya berlangganan.

Target pemasangan PLTS, rumah baru atau rumah yang sudah jadi?

Sama saja, boleh (keduanya). 

Bagi rumah yang sudah ada, bagaimana sistem pemasangannya?

Kami sudah punya aplikasi di SUN Terra, tinggal unduh aplikasi. Di sana ada solar kalkulator dan ada pertanyaan-pertanyaan seperti kapasitas listrik, pembayaran listrik berapa, atap rumahnya seperti apa, setelah semua kuisionernya dijawab, otomatis dia bisa memasang sistem seperti apa yang cocok di rumah pelanggan. Setelah itu, baru pelanggan diberi opsi, mau beli tunai harganya ini dan kalau mau berlangganan per bulannya segini.

Ketika sudah memilih, baru memasukan nomor KTP dan mendaftarkan diri untuk mendapatkan langganan. Setelah disetujui tim dari teknikal, kami akan mempersiapkan waktu penginstalan.

Dari pertanyaan-pertanyaan tadi, kita sudah bisa tahu instalasinya seperti apa.

Apa teknologi yang digunakan SUNTerra untuk mempermudah pendataan?

Kami punya helioscoop atau software. Ketika kita tahu alamatnya, kita bisa cari di Google Map, di mana kita kira-kira sudah tahu atapnya segini.

Sebesar apa permintaan pemasangan PLTS dari konsumen?

Sejujurnya kalau permintaan dari industri atau komersial besar sekali karena mereka memakai listriknya gila-gilaan.

Ada tantangan yang dihadapi?

Di residensial, kami ingin lebih banyak mengedukasi karena sekarang masih banyak yang belum sadar. Di residensial sebenarnya setelah diterangkan, mereka mengerti dan tertarik, tapi masyarakat awam masih kurang mengerti soal PLTS dan kami lebih banyak berusaha.

Biasanya setelah kami memberi edukasi dan menjelaskan ke masyarakat, misalnya calon pelanggan, mereka kebanyakan pasti mau.

Berapa yang sudah terpasang?

Dari SUNTerra, sudah 280 Megawatt.

Kendala utama, selain dari pengetahuan masyarakat?

Selain dari pengetahuan, banyak sekali di rumah calon pelanggan di siang hari tidak ada orang, jadi mereka merasa listrik yang dihasilkan oleh matahari tidak bisa dipakai. Sekarang PLN tidak bisa menerima export, artinya listriknya kebuang. 

Untuk itu, SUNTerra memberikan solusi lain, misalkan dengan menggunakan hybrid battery, jadi ditampung dulu, nanti digunakan setelahya.

Dari sektor residensial, target untuk tahun ini bagaimana?

Di SUNTerra sebetulnya ada dua segmen berbeda, yaitu residensial atau rumah dan ritel komersial, tapi yang small medium enterprise, korporasi, kantoran atau apa pun yang kapasita listriknya di bawah 300 kWp, dianggap sebagai ritel komersial. Yang kategori small medium enterprise (SMI) seperti cabang bank, rumah sakit, kantor-kantor, ruko, minimarket dianggap ritel yang SMI.

Berapa yang sudah terpasang?

Di atas 5 Megawat dan hampir 6 Megawatt.

Penetrasi pasarnya di mana?

Di Pulau Jawa saja kami masih kewalahan. Dalam arti, masih banyak sekali industri di Pulau Jawa yang belum selesai (terpasang PLTS). Di luar itu, biasanya akan kami tangani kalau orang sendiri dan kalau tidak ada permintaan, kami masih belum bisa memenuhinya.

Berapa perumahan atau pengembang besar yang sudah bekerja sama dengan SUNTerra?

Ada Sinarmas, Summarecon, ada 20 lebih pengembang yang sekarang ini indepth dan pipeline. Tujuh perumahan sudah pasti pasang karena sudah masuk rencana pembangunan mereka, lalu ada 10 lebih yang akan proses, biasanya akan dimasukkan kalau beli, sudah ada.

Paling luas perumahan daerah mana?

BSD City (Sinarmasland), Bintaro, Gading Serpong, Bekasi, Cibubur, dan perumahan-perumahan baru.

Ruang lingkupnya di sekitar Jakarta saja?

Iya, tapi kalau mau ke mana, ya kami ikut.

Apakah ada kendala pemasangan di lapangan?

Soal kendala pemasagan, nah mungkin karena kami pakai aplikasi dan tanya atap rumahnya pakai apa, genteng atau rangkanya jenis apa. Kadang pada waktu kami sampai di tempat, ternyata berbeda. Ternyata bangunan rumah di sebelah atau belakangnya lebih tinggi, jadi sebagian besar atapnya tertutup, jadi ada shading tidak terkena matahari. Atau juga karena ada pohon yang besar.

Penyelesainya bagaimana?

Kami berterus terang kepada pemilik rumah. Kalau misalnya panelnya diperkecil, kami hitung penghematannya. Kalau misalnya oke, kami pasang. Kalau tidak, kami beri tahu konsumennya.

Jika ada permasalahan, apa biayanya ditanggung konsumen?

Tidak, kami yang tanggung.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: