Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cara Memulai Investasi untuk Investor Pemula, Yang Penting Jangan FOMO!

Cara Memulai Investasi untuk Investor Pemula, Yang Penting Jangan FOMO! Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Investor pemula seringkali memilih produk investasi hanya berdasarkan 'rekomendasi' bukan dari hasil analisa sendiri. Mereka kerap Fear of Missing Out (FOMO) jika tidak mengikuti tren investasi saat ini.

Oleh karena itu, CEO ZAP Finance Prita Ghozie pun membagikan tips memulai investasi untuk investor pemula. Yang jelas, jangan sampai melakukan kesalahan-kesahalan ini!

1. Tidak paham kenapa berinvestasi dan tidak tahu untuk jangka waktu berapa lama

Secara umum, investasi diperlukan karena adanya kenaikan harga atau tingkat inflasi. Dengan demikian, akan lebih baik untuk mencari alternatif produk investasi yang imbal hasilnya secara konsisten dapat melebihi tingkat inflasi. Oleh karena itu, investasi yang baik yaitu jika bisa memberikan imbal hasil di atas angka inflasi di tahun ini.

Baca Juga: Realisasikan Investasi, Bos Siloam Hospital Lepas 180 Ribu Lembar Saham SILO

2. Tidak paham risiko investasi yang menyertai produk investasi pilihannya

Masyarakat paling khawatir jika investasi yang dimiliki mengalami risiko fluktuasi harga dalam janka pendek karena merasa nilai asetnya anjlok. Padahal, saham yang berfundamental baik sekalipun akan tetap memberikan hasil yang positif meski belum memberikan hasil di jangka pendek.

Masyarakat juga paling khawatir jika investasi yang dimiliki mengalami risiko gagal bayar atas modal awal investasi, misalnya modal usaha. Mereka kerap takut enggak balik modal.

Sehingga, profil risiko seorang investor tergolong konservatif hingga moderat tidak cocok dengan ketakutan di atas. Jadi, hindari risiko fluktuasi harga jangka pendek dan risiko gagal bayar.

3. Jangan sampai salah menyisihkan dana untuk investasi

Sumber dana investasi seharusnya datang dari pemasukan kita, seperti gaji bulanan, pemasukan tambahan, atau keuntungan usaha. Minimal sisihkan dana 10% dari penghasilan bulanan untuk investasi. Dan pastikan itu bukan dana untuk biaya hidup.

Calon investor juga bisa memanfaatkan pengelolaan aset yang sudah ada, dijual lalu ditempatkan di aset investasi yang lebih sesuai dengan tujuan dan profil risikonya. Misalnya, kamu punya warisan aset tanah. Daripada menganggur, tanah tersebut bisa kamu jual dan hasilnya bisa diinvestasikan di obligasi sehingga kamu bisa mendapat penghasilan setiap bulannya.

4. Tidak punya target kapan dana investasi akan dicairkan

Secara umum, investor akan menggunakan hasil investasi dalam 1-2 tahun ke depan (jangka pendek, 2-10 tahun ke depan (jangka menengah) atau lebih dari 10 tahun (jangka panjang). Pahamilah bahwa setiap aset investasi akan memberikan potensi keuntungan dan risiko yang berbeda. Semakin panjang durasi berinvestasi maka investor perlu menempatkan dana di aset investasi yang berpotensi memberikan hasil yang lebih tinggi.

Untuk itu, investor pemula, mulailah berinvestasi di reksa dana. Apa itu reksa dana?

Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Uang yang terhimpun bisa dibelikan berbagai jenis aset, seperti saham, deposito, pasar uang atau obligasi.

Sehingga, saat kita membeli reksa dana, sebenarnya kita sedang membeli satu portofolio investasi. Oleh karena itu, reksa dana terdiri dari:

  • Reksa dana pasar uang
  • Reksa dana pendapatan tetap
  • Reksa dana campuran
  • Reksa dana saham

Produk investasi yang dipilih pun dikelola oleh manajer investasi yang sudah memperoleh izin dan diawasi oleh Otoritas Jasa keuangan (OJK). Kini, membeli produk reksa dana pun bisa melalui beberapa jalur distribusi. Potensi keuntungan dan risikonya pun berbeda-beda. Tetapi, kamu bisa memulai investasi hanya dengan uang puluhan ribu saja. Berikut 4 hal penting yang harus kamu ketahui sebelum berinvestasi di reksa dana:

1. Kenali terlebih dahulu tujuan berinvestasi

Jika tujuan kamu berinvestasi untuk 2 tahun ke depan, pilih reksa dana pasar uang. Sementara untuk tujuan 5 tahun ke depan, pilih reksa dana pendapatan tetap. Lalu, jika tujuan keuangan kamu untuk 5 tahun atau lebih, maka pilihlah reksa dana campuran atau bahkan reksa dana saham.

2. Strategi berinvestasi

Produk reksa dana tergolong likuid atau mudah dicairkan. Namun perlu waktu beberapa hari untuk dana tersebut masuk ke rekening kita.

Adapun cara mudah pembelian reksa dana adalah dengan pembelian berkala atau setiap bulan dengan debit otomatis. Yang terpenting kita harus disiplin dan konsisten.

3. Pengelola reksa dana atau manajer investasi

Kemudian, kamu juga harus tau siapa pengelola reksa dana atau manajer investasi kamu. Pilihlah mereka yang mempunyai reputasi baik, kinerja investasi secara konsisten lebih tinggi dari rata-rata pasar, dan terbukti bisa melawan gejolak pasar modal. Lalu, pilihlah biaya beli dan jual yang paling ekonomis. Itulah sebabnya pahami produk yang akan kita beli melalui prospektus untuk calon investor.

4. Kemudahan akses dan administrasi pembelian

Dengan adanya teknologi, carilah yang aksesnya paling mudah dan administrasi pembelian yang tidak ribet. Ini karena kita perlu memantau investasi kita secara berkala untuk melihat perkembangannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: